Mohon tunggu...
Tarsy Emanuel
Tarsy Emanuel Mohon Tunggu... -

seseorang yang sedang dalam proses belajar dan berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gara-gara Email: Sahabat Jadi Spamer Kehidupan

8 September 2011   18:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda pasti tahu dan kenal  email kan? Bahkan anda tidak hanya punya satu, melainkan banyak email. Tidak ada yang melarang. Tidak juga melanggar aturan tertentu. Malah sebaliknya, email telah menyatukan Anda dengan berbagi Wanita penuh pesona lainya, di berbagai belahan planet ini. Akan tetapi, bagaimanakah perasaan Anda ketika membuka sebuah email? Ada suka dan duka di sana. Yang pasti Anda pernah bertemu dengan salah satu sahabat terbaik email; spam! Sebelum lebih jauh tentang spam, akan baik kalau dipahami arti atau makna spam itu sendiri. Menurut Kamus Inggris spam adalah: noun- unwanted e-mail (usually of a commercial nature sent out in bulk). verb- send unwanted or junk e-mail. Tahun 1998, Kamus Oxford menambah definisi spam dengan: “Pesan tanpa arti atau tak pantas yang dikirim di Internet pada sejumlah newsgroup atau pengguna.” Kata “spam” berasal dari SPAM. SPAM itu kependekan dari Spiced Ham. SPAM adalah merek daging kalengan. Kok bisa nama daging kalengan dipakai untuk menyebut e-mail sampah? Begitu tulis salah seorang sahabat maya.

Email: Sahabat yang membahagiakan.

Internet bukan lagi sesuatu yang langka bagi kebanyakan orang, termasuk wanita Indonesia. Mulai dari anak-anak hingga lansia, sudah mengenal internet. Baik melalui jejaring sosial facebook maupun situs-situs lainnya. Tentu bukan situs porno? Ketika Anda memiliki  keanggotan facebook, maka secara otomatis pasti memiliki sebuah email. Melalaui email inilah, Anda akan mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain, di mana pun dan kapan saja. Email menjadi media perjuampaan awal di dunia maya. Email-lah yang mengucapakan selamat datang buat Anda ketika memasuki sebuah area tertentu di dunia maya. Email juga yang membantu Anda untuk berhenti atau terus berselancar di dunia maya. Email bahkan berperan penting dalam menyatukan kembali sahabat dan kerabat  yang lama tidak jumpa di dunia nyata. Berkat jasa email juga.., Anda bisa ada di sini dan saat ini..! Akan tetapi, sudah dan pernahkah Anda berterima kasih kepada Email? Atas usaha dan kerja kerasnya menghantarkan Anda berselancar di dunia maya? Saya yakin, belum pernah (dengan kesadaran). Bahkan terkadang kita cepat lupa atas jasanya. Hal yang baik pasti mudah dilupakan, daripada yang buruk. zw

Spam dalam kehidupan nyata

Seorang sahabat menulis dalam catatan pribadinya begini:

“ semua yang datang dari facebook diperlakukan yahoo mail saya sebagai spam … entah mengapa … siapa sudi menolong saya? ……” Yesterday at 10:21am

Frase di atas adalah penggalan yang mewakili suasana hati, bathin sesorang ketika melihat sesautu yang tidak dikehendaki terjadi. Di sana ada kegalauan, di sana ada kekesalan,

di sana ada kebengalan, di sana juga ada kekecewaan dan mungkin saja berlanjut ke umpatan atau caci maki. Namun siapakah yang sudi mendengar? Atau mengulurkan tangan bantuan agar bisa mendapat jalan tengah? Sekali lagi TIDAK ada! Lalu harus bagaimana? Zona Wanita, kehadiran spam dalam dunia maya mungkin tidak terhindarkan lagi. Kecuali Anda diam dan tidak melakukan apa-apa lagi. Namun yang menarik adalah, bahwa pola dan efek spam sudah mempengaruhi dan mengotori sikap santun Anda. Spam, tanpa disadari, sudah melatih dan mengasah kepribadian Anda jadi tidak sabar dan mudah marah. Intensitas perjumpaan dengan spam menghantar Anda jadi Spamer kehidupan. Anda mulai belajar memberikan atau mengadirkan sesuatu kepada orang-orang di sekitar kehidupan Anda yang nyata. Tanpa disadari Anda mulai mengganti defenisi spam-nya oxford:

“perbuatan tanpa arti atau tak pantas yang dialamatkan pada sejumlah orang atau sahabat.” meski dimaksudkan sebagai iseng.

Ya!. Seringkali dalam kehidupan konkret, tanpa disadari; kita menjadi spamer keh

idupan yang membuat orang lain kesal, sedih dan marah karena perbuatan iseng. Sehingga tidak heran, perselisihan kecil-kecilan menjadi warna tersendiri dalam keseharian kita. Mari…! kembalilah ke email, sang penyambung rasa bahagia, canda tawa, senyum indah kala jumpa. jangan terpesona dengan spam. Anda tentu tidak ingin jadi Spamer kehidupan!. semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun