Mohon tunggu...
Junaidi Malizona
Junaidi Malizona Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

seorang introvert, cita-cita jadi pengusaha.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prestasi, Kembalilah

18 September 2019   11:20 Diperbarui: 18 September 2019   11:28 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasang surut semangat memang selalu ada. Rasa sakit akan terus terasa. Kita memang hidup di dunia ini untuk menghadapi ujian. Tidak ada ujian berarti tidak hidup. Kita kadang merasa aneh dengan kegalauan kenapa saya diuji sangat berat, padahal hidup ini hakikatnya adalah ujian.

Ujian itu bikin capek, maklum saja kalau dunia memang tempat capek. Motivator memang sering berkata ujian itu meningkatkan kemampuan dan mendewasakan kita. Kata para kiai maupun ustadz berkata kalau ujian itu menaikkan derajat kita. Kenapa kita galau mendapat ujian? Karena kita punya rasa, rasa senang,sedih,sakit maupun bahagia. 

Rasa tidak bisa dilihat tetapi bisa kita rasakan di dalam jiwa kita. Kita pernah berhasil maupun gagal, kita berhasil maka akan merasa senang. Sebaliknya kalau merasa gagal kita merasa sedih. Kita boleh marah kalau kita gagal, kita bisa maklum manusia itu memang perasa. 

Gagal bukan berarti akhir segalanya, lepaskan amarah gagalmu, lepaskan dengan teriakan lantang dan selalu ingat, sesudah gagal coba lagi sampai gagal kita habis. Setelah melewati fase gagal kita, maka muncullah semangat. Semangat berasal dari jiwa yang paling dalam. 

Pilihlah sesuatu dengan panggilan jiwa, maka semangat itu akan seperti api yang berkobar. Semangat kitalah yang akan menenggelamkan rasa gagal, rasa kecewa maupun rasa ingin menyerah. Kalau kita hidup hadapi kenyataan di hidup ini pasti ada haters, abaikan haters dan kita jangan jadi haters tetapi penyemangat bagi orang lain. 

Orang lain berprestasi maka pujilah, kalau orang mendapat kegagalan maka kuatkanlah. Menyemangati orang lain tidak akan merugikan kita, Menyemangati orang lain berarti menyemangati diri sendiri. 

Jadilah orang yang memberikan aura positif ke orang lain, kalau belum bisa minimal kita berkata baik atau diam. Sangat menyenangkan kalau kita punya prestasi, menunjukkan kita punya kelebihan dari orang lain. 

Prestasi membuat kita mempunyai kepercayaan diri tinggi. Prestasi membuat kita dipuji bahkan dikenal orang lain padahal kita tidak kenal. Mari kita jadi orang berprestasi, dipuji tetap rendah hati, dicemooh jadi bahan bakar motivasi. Prestasi kembalilah, jiwa ini kering tanpa prestasi.

Salam sang juara!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun