Mohon tunggu...
Aisyah Nawangsari Putri
Aisyah Nawangsari Putri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Small town girl. Took the midnight train, going anywhere.

Freelance writer Email: zonaisyah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu Kebiasaan Baik Bisa Menciptakan Kesuksesan, Belajar dari Keberhasilan Alcoa

25 Desember 2017   03:38 Diperbarui: 25 Desember 2017   03:40 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya baru saja tamat membaca buku The Power of Habit (Dahsyatnya Kebiasaan) karya penulis Amerika Serikat, Chales Duhigg. Awalnya saya tidak berekspektasi tinggi. Saya pikir buku ini akan berisi kumpulan kisah sukses para jutawan dan bagaimana kebiasaan-kebiasaan mereka. 

Rupanya saya salah besar. Apa yang ada di buku ini melebihi ekspektasi saya dan bahkan mengubah pola pikir saya. Sungguh tidak menyesal saya membayar Rp 75.000 untuk buku yang saya ambil secara acak di toko.

Kisah Singkat Kesuksesan Alcoa, Perusahaan yang Fokus pada SATU KEBIASAAN

Saat Paul O'Neill diangkat menjadi CEO Alcoa, sebuah perusahaan aluminium di Amerika Serikat, ia menekankan pada investor dan karyawan untuk mengutamakan keselamatan pekerja. Ia tidak bicara mengenai revenue, profit, atau apapun yang sekiranya memberi harapan investor. 

Meski beberapa investor menarik uang mereka dari Alcoa selepas mendengar pidato Paul, ia tidak khawatir. Ia tahu ia harus mengubah Alcoa yang sedang terpuruk dan satu-satunya hal yang penting baginya adalah menciptakan lingkungan kerja dengan nol cedera (zero injuries).

Paul memulai transformasi di Alcoa dengan memperbaiki mesin-mesin yang rusak dan membahayakan, melakukan pembenahan sistem produksi dan birokrasi, mengecat pagar pengaman dengan warna kuning cerah, dan membagikan memo ke seluruh karyawan yang bertuliskan ucapan selamat karena mereka semua berperan dalam menyelamatkan nyawa orang lain. 

Upaya-upaya tersebut membuahkan hasil yang luar biasa. Biaya produksi bisa ditekan serendah mungkin karena mesin bekerja dengan efisien dan tidak ada bahan baku yang terbuang. 

Selain itu, produk yang dihasilkan lebih banyak dan lebih berkualitas. Revenue pun meningkat. Satu lagi keuntungan dari nol cedera adalah berkurangnya karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit. Produktivitas perusahaan menjadi tinggi dan tidak ada pengeluaran untuk pengobatan.

SATU KEBIASAAN adalah Akar dari Segalanya

Sebelum menjadi CEO Alcoa, Paul O'Neill bekerja di pemerintahan. Ia mendapat tugas menyelidiki apa yang menyebabkan tingginya kematian bayi di Amerika. Ia tidak puas hanya dengan data-data di lapangan. Ia harus tahu apa yang menyebabkan data berkata demikian. 

Misalnya, data menunjukkan kematian bayi terbesar disebabkan oleh kelahiran prematur. Paul meminta alasan mengapa terjadi kelahiran prematur. Rupanya penyebabnya adalah ibu mengalami kekurangan gizi saat hamil.

Untuk memiliki gizi yang baik saat hamil, perempuan harus memperbaiki diet mereka sebelum hamil atau sebelum aktif secara seksual. Untuk mengatasi permasalahan ini, solusinya adalah pemerintah memberikan kurikulum nutrisi di sekolah menengah. 

Jika digali lebih dalam lagi, akar dari permasalahannya ternyata guru-guru yang mengajar sekolah menengah tidak memiliki kemampuan untuk mengajar nutrisi. Pada akhirnya mereka mengambil kesimpulan bahwa pendidikan guru yang buruk adalah akar masalah dari tingginya kematian bayi.

Pengetahuan tentang nutrisi pun mulai digalakkan di kalangan mahasiswa dengan harapan mereka akan mengajarkannya pada remaja dan anak-anak perempuan. Kebiasaan mengajarkan nutrisi tersebut membuahkan hasil. Saat ini angka kematian bayi di Amerika Serikat berkurang hingga 68%.

Resolusi 2018 Saya adalah Memulai/Mengubah SATU KEBIASAAN

Ada beberapa kasus yang dipaparkan dalam buku ini. Di antaranya adalah seseorang yang berhasil mengubah kebiasaannya menggigit kuku jari. Saya tahu itu kebiasaan yang sangat susah dihilangkan. 

Tapi setelah mengikuti saran yang sangat sederhana, yaitu mencentang kolom setiap kali ia menggigit kuku, ia berhasil mengubah kebiasaannya itu. Dari catatan itu ia bisa tahu berapa kali dalam sehari ia menggigit kuku. Perlahan-lahan, setiap kali ia ingin menggigit kuku, ia meremas tangan atau memegang bolpoin. Jika itu terjadi, ia memberi tanda yang berbeda di kolom. 

Tanpa sebuah catatan, ia mungkin tidak tahu berapa kali ia menggigit kukunya dalam sehari atau seminggu. Ia juga tidak akan tahu berapa kemajuan yang ia raih saat mencoba menghilangkan kebiasaan tersebut. 

Dengan adanya sebuah rekaman, ia terkejut saat melihat seberapa banyak ia melakukan kebiasaan buruk dan seberapa kemampuan ia dalam mengubahnya menjadi kebiasaan baik. Menurut Charles Duhigg, metode ini juga bisa digunakan untuk mengubah kebiasaan mengemil menjadi kebiasaan lain yang lebih sehat.

Saya memiliki beberapa masalah yang ingin saya ubah di tahun 2018 dan ke depannya. Salah satunya adalah kesehatan. Memang menurut skala BMI badan saya masih tergolong ideal. Saat cek darah pun hasilnya cukup baik. 

Namun jujur saja saya tidak memiliki kebiasaan yang baik dalam mengonsumsi makanan. Karena itu, di tahun 2018 saya berharap bisa menulis apa saja yang saya makan setiap harinya. Dari situ saya akan tahu seberapa banyak gorengan yang sudah saya konsumsi dan kapan terakhir kali saya makan sayur.

Jika nanti di jurnal saya juga menuliskan kegiatan olahraga, saya juga bisa tahu kapan terakhir kali saya berolahraga. Mungkin nanti saya akan malu sendiri jika dalam satu bulan saya tidak melakukan kegiatan fisik apa pun.

Selain kesehatan, saya juga ingin memperbaiki kondisi keuangan. Saya berencana mencatat setiap pengeluaran di jurnal. Saya harap saya bisa menemukan pengeluaran apa yang tidak penting dan menghemat lebih banyak uang.

Dari jurnal, saya juga berharap bisa mengetahui produktivitas saya. Berapa banyak jurnal yang saya baca, berapa banyak artikel yang saya tulis, berapa banyak buku yang saya baca, dan berapa uang yang saya hasilkan setiap harinya. 

Saat ini memang terdengar muluk-muluk, namun saya tidak berharap saya menjadi lebih produktif dua kali lipat dibanding saat ini. Saya hanya berharap dengan rutin menulis di jurnal saya akan terdorong untuk menjadi lebih produktif, lebih hemat, dan lebih sehat.

Resolusi 2018 saya hanya ada satu: memiliki kebiasaan menulis jurnal setiap hari tanpa bolos.

Mengubah Kebiasaan Buruk Menjadi Kebiasaan Baik

Memulai kebiasaan baru adalah hal yang sulit. Namun mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik itu mudah. Secara teori, kita hanya perlu menentukan kebiasaan apa yang ingin kita ubah. Setelah itu menentukan ganjaran dan tanda. Kemudian mencari solusi.

Pertama-tama saya akan menentukan kebiasaan yang ingin saya ubah. Saya gemar menelusuri jejaring sosial. Awalnya baik-baik saya, namun lama-kelamaan saya pusing sendiri saat membaca komentar atau status konyol dari kawan saya. Saya memutuskan bahwa jejaring sosial adalah racun bagi kesehatan saya dan harus dihilangkan.

Langkah kedua adalah menentukan ganjaran atau apa yang akan kita dapatkan setelah melakukan kebiasaan tersebut. Bagi saya, setelah menjelajahi jejaring sosial, saya merasa santai. Dari situ saya harus mencari aktivitas yang memiliki efek yang sama. 

Langkah ketiga adalah menentukan tanda atau sesuatu yang mendorong kita untuk melakukan kebiasaan buruk. Saya biasanya mulai berkelana di jejaring sosial saat merasa bosan atau lelah. Ini berarti saya harus memulai kebiasaan baru di saat saya merasa bosan atau lelah.

Langkah terakhir adalah mencari solusi. Saya belum pernah membuktikan apakah ini berhasil atau tidak, tapi sejauh ini saya cukup menikmati aktivitas mewarnai dan kaligrafi. Setiap kali saya merasa stress, saya akan mematikan handphone dan mulai mewarnai. Dalam beberapa jam, saya sudah pulih kembali. Saya ingin membuktikan apakah saya bisa mengubah kebiasaan saya berjejaring sosial dengan mewarnai atau menulis kaligrafi. 

Beberapa hari ini saya menonton video dan mengunjungi blog tentang bullet journal.Mereka menulis jurnal dengan cara yang menyenangkan. Tidak ada aturan apa pun. Kita boleh menggunakan alat tulis apa pun yang kita suka dan mencoret apa pun yang kita mau. Ini bisa menjadi solusi untuk mengubah kebiasaan buruk saya menjadi kebiasaan baik yang menjadi resolusi saya tahun depan. 

Tentunya, saya harus coba dulu apakah ini berhasil. Bisa jadi, menulis jurnal tidak membuat saya mendapatkan ganjaran seperti saat saya menelusuri internet.

Meski nantinya gagal, saya akan terus mencoba mencari cara lain untuk bisa mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik bagi diri saya sendiri. Saya harap, banyak orang yang mulai menyadari kebiasaan-kebiasaan buruknya dan mengubahnya menjadi kebiasaan baik di tahun 2018. Semoga ke depannya banyak individu yang lebih produktif dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun