Dua malam yang lalu saya bertamu ke rumah kenalan saya. Tidak seperti biasanya, saya baru pamit pulang pukul 11 malam. Padahal biasanya, pukul 10 malam 'alarm cinderella' saya sudah berbunyi, menunjukkan hari sudah malam, dan anak perempuan seperti saya harus bergegas pulang ke rumah. Karena rumah kenalan saya dekat, hanya 5 menit perjalanan menggunakan motor, saya pikir tidak masalah pulang lebih malam sedikit.
Paginya, kenalan saya tersebut mengirimkan message yang berbunyi:
Bagi yang bertempat tinggal di wilayah Surabaya-Sidoarjo dan sekitarnya. Jika anda melewati jalan MERR dari arah STIKOM sampai jalan RUNGKUT atau UPN, berhati-hatilah. Dan jika jalanan sepi, lebih baik tidak melewati daerah MERR dikarenakan terjadi perampokan motor. Tadi malam ada pembacokan korban yaitu 2 orang cowok Tropodo, 1 meninggal, 1 kritis. Kejadian ini terjadi hampir setiap hari dan selalu ada korban. Tolong disebarkan pesan ini. Lindungilah keluarga anda maupun teman dan rekan-rekan anda.
Kenalan saya pun menambahi supaya saya berhati-hati karena kebetulan rumah saya dan rumahnya berada di dekat TKP. Dan untuk pulang ke rumah, saya melewati TKP tersebut.
Membaca pesan tersebut membuat saya merinding. Untung saja saat itu saya pulang ke rumah pukul 11 malam, jalanan masih agak ramai. Bagaimana kalau kami keasyikan ngobrol sampai pukul 1 atau 2 malam? Bisa-bisa di perjalanan pulang saya melihat kejadian itu, atau mungkin malah jadi korban. Naudzubillahi min dzalik.
Sebelum ini, saya juga mendengar kisah yang serupa. Korbannya adalah adik kelas saya sendiri. Kalau tidak salah kejadiannya tahun lalu. Saat itu dia baru pulang dari kampus pukul 2 malam. Ketika melewati jalan Prof. Dr. Moestopo, tepatnya di depan kantor PDAM Kota Surabaya, sekelompok orang mencoba merampok motornya. Adik kelas saya melawan dan akhirnya ia dihujani bacokan. Salah satu bacokan mengenai paru-parunya. Satu lagi mengenai helm-nya hingga terbelah. Kejadian ini membuat saya menghindari jalanan Prof. Dr. Moestopo di malam hari atau pagi-pagi buta (teman saya yang lain dijambret di jalan ini sewaktu dia berangkat kerja pukul 05.30 pagi). Padahal, jalan ini merupakan salah satu jalan penghubung Surabaya Timur dan Surabaya Pusat. Saya dan teman-teman harus lewat jalan ini kalau tidak mau memutar jauh.
Beberapa bulan lalu, saya juga mendengar cerita mengenai perampokan motor. Kali ini di jalan Ratna daerah Ngagel, di depan tempat saya kursus Bahasa Prancis. Di kejadian ini tidak sampai terjadi pembacokan karena korban yang kebetulan juga adik kelas saya merelakan sepeda motornya diambil orang. Dia tidak melawan sama sekali.
Kejadian-kejadian ini membuat saya takut untuk keluar malam dan selalu mewanti-wanti teman-teman saya untuk tidak pulang terlalu malam. Pertimbangan masalah keamanan ini juga yang sering menggugurkan harapan kami untuk menyantap bubur ayam mang dudung yang baru buka pukul 12 malam.
Saya berharap supaya Pemerintah Kota Surabaya dan pihak kepolisian turun tangan untuk mencegah terulangnya kejadian ini. Saya tahu ini memerlukan kerja yang keras dan biaya yang tidak sedikit. Tapi kami, sebagai warga, ingin melakukan perjalanan tanpa rasa takut. Khususnya bagi kami yang sering pulang malam karena pekerjaan, seperti adik saya yang baru pulang dari magang pukul 1 atau 2 malam.
Hal yang paling mengejutkan dari kejadian ini adalah mengenai identitas pelakunya. Dari pengakuan korban, saya mendengar bahwa pelaku terdiri dari 8 orang dan mereka semua masih berusia belasan. Saat itu, korban merasa bisa melawan para pelaku karena mereka masih kecil tanpa menyadari bahwa pelaku membawa banyak rombongan dan bersenjata. Apa yang dilakukan anak-anak itu di malam selarut itu? Apa mereka tidak sekolah esok paginya? Untuk apa mereka merampok sepeda motor? Untuk biaya sekolah kah? Rasanya tidak masuk akal karena pendidikan di Surabaya sudah gratis! Teman-teman saya berasumsi bahwa anak-anak itu kalah taruhan. Untuk membayar taruhan itu, tidak ada jalan lain selain merampok orang. Yah, apapun motifnya, perampokan bukanlah hal sepele apalagi kalau korban sampai meninggal. Pelaku harus dihukum dengam hukuman yang setimpal.
Bagi kompasianer yang tinggal di Surabaya, harap berhati-hati apabila keluar rumah di malam hari. Sampaikan juga pada keluarga dan teman-teman untuk berhati-hati. Apabila ada yang mewanti-wanti anda untuk tidak keluar malam, berterima kasihlah padanya karena itu berarti dia peduli dengan keselamatan anda. Ini saya sampaikan karena teman saya minta putus dari pacarnya karena si pacar melarang teman saya keluar malam. Saya bilang: KONYOL.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H