Mohon tunggu...
zomi wijaya
zomi wijaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"The Living Legend", Charlie Munger

23 Juni 2018   19:22 Diperbarui: 23 Juni 2018   19:34 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

So, kalau harus memilih tentunya saya lebih memilih BBRI, dan kalau bisa di harga yang murah or at least wajar.. hehe.. berikut adalah tambahan quote Charlie mengenai bisnis baik dan buruk "The difference between a good business and a bad business is that, good business throw up one easy decision after another. The bad businesses throw up painful decisions time after time".

2) If you're not willing to react with equanimity to a market price decline of 50% two or three times a century, you are not fit to be a common shareholders

Sepuluh tahun yang lalu tepatnya tahun 2008, Indonesia terkena imbas krisis global dari Amerika. Imbas krisis subprime-mortgage menyebabkan Panic Selling terhadap investor-trader di Indonesia, sehingga IHSG anjlok sedalam 50,6% di tahun tersebut. Satu tahun pasca krisis, IHSG rebound 86,9% di tahun 2009 dan dilanjutkan kenaikan 46,1% di tahun 2010.

 Bayangkan apabila kita menyerah (cut loss) di tahun 2008, kita akan kehilangan separuh nilai kekayaan kita. Tetapi apabila kita bisa bertahan dan membeli saham di masa krisis, maka kita akan meraup keuntungan yang sangat besar sekali dalam waktu 2 tahun. Hal inilah yang menyebabkan bahwa sebagai Investor kita harus bisa mengendalikan emosi kita. Tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti kapan akan terjadi krisis selanjutnya, sooner or later when it happens ini adalah solusi yang saya pelajari dari Warren Buffett:

  1. Pilih perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental bisnis yang baik dan hindari perusahaan yang menggunakan financial leverage terlalu tinggi. Sehingga kecil kemungkinan perusahaan tersebut untuk collapse.
  2. Selalu siapkan cash 10-20% dari portofolio yang kita punya. Sehingga ketika marketnya drop cukup dalam anda memiliki amunisi untuk membeli perusahaan-perusahaan berfundamental outstanding di harga yang extremely attractive.

3) In my whole life, I haven't seen no wise people who didn't read all the time, --- None, zero

Last but not least, adalah tentang betapa pentingnya sebagai investor membaca. Mari kita lihat kebiasaan membaca dari orang-orang sukses:

  1. Charlie mengklaim bahwa orang-orang memanggilnya dengan sebutan buku yang memiliki lengan dan kaki.
  2. Warren Buffett memiliki kebiasaan membaca yang cukup extreme, dimana beliau membaca 600-1000 halaman per hari ketika memulai karirnya berinvestasi. Pada saat ini Warren menghabiskan sekitar 80% waktunya hanya untuk membaca.
  3. Bill Gates membaca sekitar 50 buku dalam setahun, atau sekitar 1 buku per minggu.
  4. Lo Kheng Hong memiliki rutinitas RTI, yaitu Reading -- Thinking -- Invest. Kenapa beliau memulainya dengan Reading? bukan Invest -- Thinking -- Reading? Jawabannya adalah karena membaca adalah bagian terpenting guna menambah knowledge kita dalam berinvestasi.

Mungkin teman-teman bertanya, apa yang harus kita baca untuk menjadi seorang Value Investor yang sukses?

  • Koran: Kontan, Bisnis Indonesia, Daily Investor dan Kompas. Charlie selalu membaca beberapa koran sebelum memulai aktifitas, setiap harinya.
  • Buku-buku yang mengulas tentang bisnis, analisa fundamental, biografi tokoh-tokoh sukses dan juga self-improvement.
  • Membaca Laporan Keuangan, Laporan Tahunan dan Materi Public Expose perusahaan.
  • Surat, Artikel dan Majalah, yang membahas mengenai analisa fundamental khususnya Value Investing.

Saya kerap mendengar banyak sekali investor-investor yang mengatakan bahwa mereka tidak suka membaca. Menurut saya, tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan. Kita wajib untuk mengerjakan pekerjaan rumah kita masing-masing, yang dimana salah satu pekerjaan tersebut adalah membaca. Sehingga mau tidak mau, kita harus mau untuk membaca dan suka tidak suka, kita harus belajar menyukai membaca.

 Saran saya untuk teman-teman yang belum pernah membaca, mulailah membuat resolusi untuk membaca satu buku saja dalam waktu satu tahun. Mulai berlangganan satu koran setiap harinya (bayar buat 1 tahun, biar komitmen supaya rajin baca koran hehehe..). Rutin menganalisa perusahaan-perusahaan di BEI, terutama perusahaan yang kita miliki dalam portofolio.

Saya pribadi, biasanya menyiapkan waktu luang untuk membaca buku setiap harinya, dimana target saya dalam setahun adalah membaca minimal 25 buku (which is sekitar 2 buku sebulan). Untuk koran saya berusaha at least membaca 2 koran setiap harinya, yaitu Kontan dan Bisnis Indonesia. Setiap 3 bulan sekali ketika perusahaan-perusahaan BEI merilis laporan keuangannya, saya akan menganalisanya dan mencoba untuk mempelajarinya. 

Well, dengan aktifitas membaca saya saat ini, saya merasa masih tertinggal jauh dibandingkan Pak LKH ataupun seorang Warren Buffett. Karena itu saya terus mencoba untuk meningkatkan fokus dan intensitas membaca saya.

Wah, sepertinya sudah cukup panjang saya membahas mengenai filosofi seorang Charlie Munger. Artikelnya akan saya akhiri sampai disini. Untuk teman-teman yang telah menjadi pembaca setia, saya mengucapkan terima kasih banyak. Semoga artikel-artikel yang saya tulis disini bisa bermanfaat untuk kita semua. Next saya akan menganalisa salah satu Unpopular Value Stock in Indonesia, saham apakah itu? Tunggu artikel saya selanjutnya  In the end, mohon maap kalau ada salah kata. Adios, Goodluck and Happy Investing Guys! 

"Spend each day trying to be a little wiser, than you were when you woke up. Discharge your duties faithfully and well. Slug it out one inch at a time, day by day. At the end of the day --- if you live long enough --- most people get what they deserve." -- Charlie Munger

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun