Menurut Bandura (Subaidi, 2016), dimensi-dimensi Self Efficacy yang digunakan sebagai dasar bagi pengukuran terhadap Self Efficacy individu adalah Magnitude, Strenght, dan Generality, yakni :
- MagnitudeÂ
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang diyakini oleh seseorang untuk dapat diselesaikan. Jika individu dihadapkan pada masalah atau tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitan tertentu maka Self efficacy nya akan jatuh pada tugas-tugas yang mudah, sedang, dan sulit sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan bagi masing-masing tingkatnya tersebut. Indikator kesulitan memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang dicoba atau yang akan dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukan dan akan menghindari tingkah laku yang dirasa berada di luar batas kemampuannya.
- StrenghtÂ
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kelemahan keyakinan individu tentang kemampuan yang dimilikinya. Individu dengan self efficacy kuat mengenai kemampuannya cenderung pantang menyerah dan ulet dalam meningkatkan usahanya walaupun menghadapi rintangan. Sebaliknya individu dengan self efficacy lemah cenderung mudah terguncang oleh hambatan kecil dalam menyelesaikan tugasnya.
- GeneralityÂ
Dimensi ini merupakan dimensi yang berkaitan dengan keluasan bidang tugas yang dilakukan. Dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah/tugas-tugasnya, beberapa individu memiliki keyakinan terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu dan beberapa menyebar pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.
Kategori Self EfficacyÂ
Secara garis besar self efficacy terdiri dari dua bentuk, yaitu self efficacy tinggi dan self efficacy rendah (Ferdyansyah, Rohaeti, & Suherman, 2020).
- Self Efficacy Tinggi
Siswa yang memiliki self efficacy tinggi, aspirasi tinggi, dan komitmen yang tinggi pada tujuan, tugas yang sulit dianggap sebagai tantangan untuk dipecahkan dari pada dianggap sebagai ancaman yang harus dihindari. Dengan efikasi diri yang tinggi selalu mengerjakan tugasnya dengan penuh semangat.
- Self Efficacy Rendah
Siswa yang memiliki self efficacy rendah mengalami kesulitan dalam memecahkan tugas dan menganggap tugas tersebut sebagai ancaman terhadap dirinya. Siswa yang memiliki aspirasi rendah dan komitmen yang lemah pada tujuan cenderung menyerah. Dengan efikasi diri rendah, siswa cenderung menghindari tugasnya, terutama yang sulit bagi mereka.
Faktor-faktor Self EfficacyÂ
Tinggi rendahnya Self Efficacy seseorang disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri individu, antara lain menurut Bandura yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman (Marasabessy, 2020), sebagai berikut:
- Jenis Kelamin
Orang tua seringkali memiliki pandangan yang berbeda tentang kemampuan anak laki-laki dan perempuan. Sementara laki-laki berusaha untuk sangat bangga pada diri mereka sendiri, wanita seringkali meremehkan kemampuan mereka. Hal ini disebabkan oleh pandangan orang tua terhadap anaknya. Orang tua merasa bahwa anak perempuan lebih sulit menghadiri kelas daripada anak laki-laki, meskipun prestasi akademik mereka tidak jauh berbeda. Meskipun keterlibatan orang tua secara tidak langsung berhubungan, baik sebagian maupun seluruhnya, terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui efek mediasi dari efikasi diri matematika. Dalam bidang kerja tertentu, laki-laki memiliki efikasi diri yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan sebaliknya perempuan lebih berhasil dibandingkan laki-laki dalam banyak tugas pekerjaan.
- Usia