Pasti kita pernah menggunakan aplikasi untuk memesan tiket pesawat, hotel, atau bahkan paket wisata secara online. Aplikasi-aplikasi travel yang beredar sekarang ini sangat memudahkan kita merencanakan perjalanan dengan cepat dan praktis. Namun, pernahkah kita berpikir bagaimana semua informasi ini tersimpan dan diolah, mulai dari data pengguna, harga tiket, hingga riwayat pemesanan? Di balik layanan yang terlihat sederhana ini, ada sebuah sistem yang disebut data warehouse yang berperan penting dalam mengelola data dalam jumlah besar.
Data Warehouse dalam Industri Ticketing dan Travel
Data kini menjadi salah satu aspek paling penting dalam berbagai industri, termasuk industri perjalanan dan pemesanan tiket. Dalam era digital saat ini, setiap perusahaan berbasis teknologi, termasuk aplikasi ticketing, bergantung pada data yang ada untuk memahami kebutuhan pengguna, meningkatkan layanan, dan memastikan setiap proses berjalan lebih cepat dan efisien. Data warehouse adalah tempat di mana data dalam jumlah besar ini diolah dan dianalisis untuk membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih baik.
Apa Itu Data Warehouse?
Data warehouse adalah sistem penyimpanan terpusat yang dirancang untuk menyimpan dan mengelola data dari berbagai sumber, kemudian menyediakan akses mudah untuk melakukan analisis. Seperti perpustakaan yang terorganisir dengan baik, data warehouse memudahkan perusahaan dalam mengambil data yang relevan untuk pengambilan keputusan bisnis yang cepat dan tepat.
Beberapa fitur utama dari data warehouse:
- Data warehouse mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menyusunnya menjadi informasi yang dapat dianalisis.
- Berbeda dengan database transaksional yang digunakan untuk operasional sehari-hari, data warehouse berfokus pada analisis data dalam jumlah besar untuk menemukan pola dan tren yang tersembunyi.
- Data warehouse memudahkan akses informasi untuk pembuatan laporan dan keputusan penting.
Bagaimana Data Warehouse Bekerja di Perusahaan Besar?
Setiap perusahaan memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengelola data mereka, termasuk aplikasi yang kita gunakan sehari-hari seperti Agoda, Traveloka, Priceline, dan Expedia. Mereka semua menghadapi tantangan dalam mengelola data yang semakin besar seiring bertambahnya pengguna.
Agoda dan Vertica: Meningkatkan Kinerja Data
Agoda, platform pemesanan hotel dan tiket pesawat, awalnya menggunakan Hadoop untuk menyimpan dan memproses data analitik mereka. Namun, seiring waktu, mereka menyadari bahwa respons waktu query dari Hadoop kurang memadai untuk beberapa dashboard dan laporan bisnis yang kritikal. Oleh karena itu, mereka beralih menggunakan Vertica Analytics Platform, yang membantu mereka mengelola dan menganalisis data dalam skala besar dengan performa yang lebih baik. Vertica memungkinkan Agoda untuk menyimpan subset data kritikal dan menyajikan laporan yang lebih cepat bagi pengguna bisnis.
Traveloka dan NeoDDL: Inovasi dalam Data Warehouse
Sementara itu, Traveloka menggunakan sistem Google Cloud Platform dan mengembangkan NeoDDL, sebuah tool untuk mempermudah pembuatan tabel di data warehouse mereka. NeoDDL tidak hanya mendefinisikan struktur tabel, tetapi juga menyederhanakan pengelolaan skema data antar unit bisnis, menjaga konsistensi dimensi data di seluruh perusahaan. NeoDDL memanfaatkan fitur inheritance untuk memastikan bahwa dimensi yang sudah ada dapat diwariskan dan digunakan kembali tanpa perlu didefinisikan ulang, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi.
Priceline dan Starburst: Meningkatkan Aksesibilitas Data
Priceline menggunakan Starburst untuk memudahkan akses ke data yang tersimpan di berbagai sistem, seperti Oracle RDBMS, Google Cloud Storage (GCS), dan Google BigQuery. Adanya Starburst membuat Priceline dapat menjaga konsistensi akses data dan meminimalkan gangguan bagi para analis yang memerlukan data secara real-time. Starburst memungkinkan kueri pada beberapa sumber data tanpa memindahkan data tersebut, sehingga meningkatkan fleksibilitas dan performa.
Expedia dan AWS: Meningkatkan Kecepatan dan Efisiensi
Expedia telah menggunakan Amazon Web Services (AWS) sejak tahun 2013 untuk meningkatkan pengalaman pemesanan pengguna. Mereka berhasil memigrasi 80% aplikasi penting mereka dan hampir 20 tahun data dari pusat data on-premises ke cloud AWS. Dengan menggunakan AWS, Expedia dapat mempercepat transaksi pembayaran vendor dari satu hari menjadi hanya beberapa detik, menghemat jutaan dolar, dan menangani ratusan juta kunjungan situs setiap bulannya. Selain itu, Expedia memanfaatkan big data dan machine learning (ML) untuk menawarkan pengalaman yang lebih personal bagi pelanggan mereka.
Penutup
Data warehouse memainkan peran penting dalam mendukung operasional bisnis, khususnya di industri pemesanan tiket dan perjalanan. Mulai dari Agoda dengan Vertica, Traveloka dengan NeoDDL, hingga Priceline dan Expedia, setiap perusahaan terus berinovasi dalam memanfaatkan data warehouse untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan mempercepat pengambilan keputusan. Pesatnya perkembangan teknologi seperti cloud computing dan big data, membuat data warehouse harus semakin fleksibel, skalabel, dan mampu menangani data dalam skala besar. Hal ini dikarenakan perusahaan harus bisa memberikan layanan terbaik bagi pelanggan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI