Mohon tunggu...
zuhri muhammad
zuhri muhammad Mohon Tunggu... -

Hidup dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada DKI, Kuburan Massal Parpol Besar?

16 Agustus 2012   10:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:40 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207069" align="aligncenter" width="300" caption="Calon Gubernur DKI Jakarta Jokowi dan Fauzi Bowo"][/caption]

Pilkada DKI Jakarta memang tengah menjadi magnet di seantero Nusantara. Apalagi awalnya, para calon gubernur yang ikut kompetisi, cukup unik dan beragam. Namun di putaran kedua ini, hanya menyisakan dua pasang calon gubernur Foke-Nara dan Jokowi-Ahok.

Persaingan kedua pasangan calon sebenarnya tak begitu ketat. Ini terlihat saat putaran pertama Pilkada.
Namun di putaran kedua ini menjadi lebih menarik, setelah sejumlah partai politik (parpol) besar, merapatkan biduk ke dermaga milik Foke yang juga seorang tokoh Betawi itu. Partai besar itu di antara Golkar, PKS, dan PAN menyusul PPP, PKB dan sejumlah parpol lainnya.

Sedangkan Demokrat memang sudah lebih dahulu mengusung petahana (inkumben) Gubernur DKI Jakarta itu sejak awal. Namun pertarungan antara Jokowi dan Foke ini sangat menarik untuk diikuti dan disimak.

Pertarungan Ini bisa diibaratkan pertarungan antara David (Daud) dan Goliath (Jalut), pertarungan Kurcaci vs Raksasa. Jokowi menyebutnya, pertarungan antara Semut dan Gajah.
Tentu saja belum bisa dipastikan siapa pemenangnya. Kendati perumpamaan itu, konon sudah menjelaskan, siapa pemenang di akhir cerita.

Namun perumpamaan hanyalah sebuah perumpamaan. Tak bisa lebih dari itu.
Persaingan antara Foke vs Jokowi ini tak hanya soal figur tapi juga partai pendukung. Harusnya di atas kertas Foke jauh lebih unggul. Namun perlu diingat, Jokowi dengan hanya didukung dua partai, PDI Perjuangan dan Gerindra, nyatanya mampu menohok Foke yang didukung Demokrat, PPP, dan Hanura, pada putaran pertama.

Kali ini Foke kembali mendapat amunisi. Bak dapat durian runtuh. Tak hanya parpol kecil, namun parpol sekelas Golkar dan PAN serta partai yang terkenal dengan militansinya, PKS, dengan tegas siap mendukung Foke dengan kekuatan penuh.

Terhitung ada 11 partai yang mendukung Foke saat ini. Di atas kertas, jelas Foke berada di atas sejumlah penjuru mata angin. Tak heran Jokowi pun merasa dikeroyok. Namun bukan berarti Jokowi patah arang. Buktinya nyata sudah ada pada putaran pertama. Tak seorang pun menyangka Jokowi bakal mendulang suara terbanyak 42 persen. Meninggalkan Foke diangka 33 persen. Terpaut 11 persen suara.

Dari segi figur, popularitas, elektabilitas, Jokowi memang jauh di atas Foke. Perilakunya yang terkesan sederhana, serta santun, dan legawa, ternyata mampu menjadi sosok yang selama ini dirindukan warga Jakarta, di tengah miskinnya teladan dari para tokoh.

Berbanding terbalik dengan Foke yang dikesankan sosok yang arogan, nada suara yang kerap tinggi, tak bersahabat. Jelas saja seolah menjadi public enemy.

Uniknya, kecenderungan masyarakat saat ini, terkesan tak lagi percaya partai politik. Mereka justru ingin sosok yang mumpuni dan merakyat. Sosok yang mampu menumbuhkan harapan, teladan, bukan justru menambah beban. Bila sudah begini, bukan tidak mungkin, Pilkada DKI Jakarta kali ini, menjadi kuburan massal parpol besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun