Mohon tunggu...
Zoel Z'anwar
Zoel Z'anwar Mohon Tunggu... profesional -

dulce et utile

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Talita Kum!

7 Januari 2014   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13890913091806478141


/1/
Kata cahaya
Puisi-puisi selendang perempuan bergaun sutera
Berjerang semerah rona pipi selembut jingga senja
Asalmulah dunia, sebab kata adalah segala mula

Gaungmu,
gaungmu
Menepuk langit, menyentuh hulu tanah
Di ujung napaslah engkau berserah pada sejarah

/2/
Ketika jalanan sudah menjadi seteguk pelan yang merayap
di gulir sayap cahaya kunang-kunang
menghapus jejak-jejak pagi yang tak lagi lekat
melambatkan darah minyak di sumbu semprong
sebelum semuanya akan menjadi redup

dan bagianmu diam setenang lengang kabar bintang
yang enggan memucuki malam

sudahlah hati tak punya kaki untuk berlari
tak punya tangan untuk mencengkram
melipat masa lalu, meraih tungkai kapal
atau menyulam jalan benang-benang terang
dari nyawa gelap di mana kau bernapas senggal

tepi kau sudahkan menjadi tengah
lalu tengah menjadi pucuk tak berujung

di sananlah kau tertambat tanpa tau jalan pulang
di sanalah kau terkubur tanpa kembang tanpa tembang
menjadi mangsa hutan yang menggila
setelah lagu kekalahan terdengar di tengah pesta pora

sudahlah kau, lagu merdu yang kau recoki sendiri
dengan syair yang memilih mati

bagaimanapun kau akan menyebut nama sebuah ujung
kelak ketika purnama menyerah
pada tatapan bintang yang makin enggan memucuki malam
kau adalah tidur panjang yang tak lekang

menjadi rasa terbentuk dalam jingkrak hambar
menjadi perempuan dalam samar

/3/
Talita talita kum!
Maka dengar dan sesaplah angin surga dari langit yang terbuka
Ikutlah segala nyanyian yang menjalari setiap rongga
Yang mengalir berhulu arti berhilir arti

Talita talita kum!
Jadilah riuh genderang bulan sepenuh jantungmu
Malam tak berjaring, gelap itu jatuhlah sedasar bumi
Tanah merindukan jejak, kaki merindukan langkah

Talita talita kum!
Bangunlah raga yang menggantung di tepi jiwa bangunlah
Ke seberang hendak kau tuju, ke seberang kau melaju
Segala angin akan membawamu
Hentaklah seperti kuda pacu langkahmu
Semua menunggu, semua menunggu

/4/
Matilah segala mati napas yang terpenjara
Hilanglah segala hilang tanpa bicara

Hiduplah segala hidup sepenuh cerita
Hilanglah segala diam dengan kata

Talita Kum!
________________________________
Desember 2013
Zoel Z'anwar
gambar: klpteatro.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun