Seniman bernama asli Gesang Martohortono lahir pada tanggal 1 Oktober 1917 di Surakarta. Beliau mengawali karirnya sebagai penyanyi keroncong pada pesta kawinan di Solo. Usia 23 adalah usia dimana ia menciptakan lagu Begawan Solo, diusia itu pula ia pertama kalinya memainkan flute saat bergabung dengan kelompok keroncong.
Namanya dikenal hingga belahan dunia lain. Jepang misalnya. Masih terngian dibenak saat saat beberapa warga Jepang tampil diacara Kick Andy dan membawakan lagu Begawan Solo milik Gesang. Jepang tampaknya merupakan negara yang sangat mengapresiasi karya besar Gesang. Pada tahun 1983, Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.
“Sekali Ku Hidup, Sekali Ku Mati, Aku Dibesarkan Di Bumi Pertiwi, Akan Kutinggalkan Warisan Abadi, Semasa Hidupku Sebelum Aku Mati. Lambaian Tanganku Panggilan Abadi, Semasa Hidupku Sebelum Aku Mati,” pesan Gesang dalam salah satu lagunya. Beliau akhirnya harus meninggalkan kita dengan warisan abadinya pada tanggal 20 Mei 2010 di RS. PKU Muhammadiyah Solo.
Gesang boleh meninggalkan kita, tetapi seperti pesannya yang diucapkan di Kick Andy, “keroncong jangan sampai mati!” harus tetap diingat.
Sumber:
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/103898/Pengajar_di_Australia_Tampil_di_AS_dan_Eropa
http://tempointeraktif.com/hg/makassar/2010/05/14/brk,20100514-247926,id.html
http://news.fajar.co.id/read/84013/127/index.php?option=iklan
http://id.wikipedia.org/wiki/Gesang
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/05/20/144105/92/14/Gesang-Riwayatmu-Kini….
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI