Mohon tunggu...
Akhmad Zukhri
Akhmad Zukhri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Memuji yang layak dipuji, mengkritik yang layak dikritik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Unverified President

16 Mei 2014   18:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 1970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_323903" align="alignnone" width="636" caption="Poto Ayah Jokowi, Widjianto (sumber : Twitter.com)"][/caption]

[caption id="attachment_323906" align="alignnone" width="639" caption="Ayah Jokowi, Widjianto atau Notomihardjo..?? (sumber : twitter.com)"]

1400216169539172234
1400216169539172234
[/caption]

Verifikasi berasal dari Bahasa Inggris verify yang definisinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah :

ve·ri·fi·ka·si /vérifikasi/ n pemeriksaan tt kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan uang, dsb: pihak kepolisian telah mengadakan -- thd pernyataan salah seorang anggota partai tt adanya keterlibatan purnawirawan TNI dl kasus pemalsuan uang

Verifikasi dibutuhkan supaya tidak terjadi kesimpangsiuran data, identitas, pernyataan dan perhitungan tentang sesuatu yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, fitnah dan ketidaksesuaian. Sebagai contoh, akun Kompasiana perlu diverifikasi dengan data dan identitas yang valid untuk menghindari penyalahgunaan dan penggunaan akun untuk hal-hal yang tidak benar.

Banyak akun di Kompasiana yang tidak terverifikasi karena memang disengaja supaya identitas pemiliknya tidak diketahui atau sengaja dikaburkan. Contoh paling fenomenal adalah akun anonymous di Twitter @Triomacan2000 yang sering mengeluarkan informasi-informasi rahasia yang belum diketahui publik. Akun ini sengaja menyamarkan identitasnya tentu supaya mereka tidak bisa terlacak oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh ‘kicauan’ mereka. Bahkan dalam twitnya mereka menyebut akan melakukan investigasi langsung ke Solo untuk mencari informasi tentang ayah Jokowi.

Kesimpangsiuran informasi saat ini juga tengah terjadi pada Capres terkuat saat ini Joko Widodo. Banyak informasi di dunia maya yang simpang siur terutama seputar ayah beliau yang sampai saat ini masih belum terkonfirmasi dengan jelas.

Secara resmi, Ayah Jokowi disebutkan bernama Notomihardjo seorang jawa tulen. Namun ada juga yang menyebutkan ayah Jokowi seorang keturunan Tionghoa bernama Oey Hong Liang. Namun isu liar itu sampai saat ini belum mendapat konfirmasi, publik masih penasaran karena sampai saat ini tidak ada penjelasan dari Jokowi sendiri atau orang-orang disekitarnya. Hal ini masih ditambah dengan tidak adanya dokumentasi (poto) ayah beliau yang katanya hilang setelah tidak dikembalikan wartawan. Betul-betul misterius dan membuat kita penasaran. Ada sebuah poto keluarga lengkap Jokowi bersama ayahanda sewaktu pertunangan Jokowi. Dalam poto itu samar-samar kelihatan ayah beliau yang bermata sipit sama dengan Jokowi yang kelihatan banget wajah Tionghoanya.

Publik semakin bingung setelah Budiman Sujatmiko, Anggota DPR RI dari PDIP dalam twitnya menyebutkan Ayah Jokowi bernama Widjianto. Setelah ditanya bukankah Ayah Jokowi bernama Notomihardjo..? Budiman menjawab, Notomihardjo itu ‘nama tua’ dari Widjianto sesuai dengan adat Jawa. Benarkah Ayah Jokowi punya nama kanak-kanak dan nama tua..?. Hal ini semakin membuat misterius seputar Ayah Joko Widodo.

Hal ini tentu wajib dikonfirmasi oleh Joko Widodo agar semuanya jelas dan publik tidak dibuat bingung. Tidak menjadi masalah apapun latar belakang beliau, entah beliau keturunan Tionghoa atau kristen atau mualaf. Namun kejujuran beliaulah yang dibutuhkan karena beliau adalah calon pemimpin tertinggi negeri ini yang harus memberikan teladan kepada rakyatnya. Jangan sampai beliau menjadi ‘Unverified President’ karena tidak jelasnya data identitas beliau.

Untuk Indonesia Hebat, Jokowi harus jujur. Karena jujur itu hebat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun