Mohon tunggu...
Zulfikri Nurfadhilla
Zulfikri Nurfadhilla Mohon Tunggu... Politisi - Live, Work, Create

Defear no time, delays have dangerous ends - William Shakespeare

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Rekonsiliasi Pemuda dalam Menopang Peradaban

5 Mei 2019   20:45 Diperbarui: 5 Mei 2019   20:55 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pondasinya ada pada tekad kita para kawula muda dalam menginvestasikan peradaban dalam penyelamatan lingkungan. Patut disadari bersama bahwa anak-anak hari ini selalu menjadi korban dari sistem ekonomi kapitalistik dan mesin-mesin pembangunan rakus yang mengakibatkan perubahan iklim dan lingkungan. Anak-anak harus meregang nyawa, karena dampak pilihan ekonomi rakus dan destruktif bernama industri tambang. Kita mengabaikan, padahal mereka sebagai generasi yang akan datang sangat berpeluang dalam membawa perubahan menuju keadaan lebih baik. Mengurai masalah tidak semudah dengan menonton aksi sulap. 

Dengan membangun kekuatan dan jejaring pemuda di kawasan nusantara untuk bersama menyelesaikan segala problem isu lingkungan hidup perlu dilakukan. Bumi yang kita pijak hari ini, merupakan warisan yang mesti terjaga kelestariannya. Implementasi pemuda sangat dibutuhkan dalam mengawal dan menindak lanjutinya. Langkah ini tidak lain adalah bentuk upaya kita mendedikasikan nilai. Tidak memandang siapa mereka, apa etnisnya dan darimana asalnya, karena kontribusi dan bakti terhadap bumi adalah kewajiban sekaligus kebutuhan kita sebagai penumpang di dalamnya. Bersama kita membangun kekuatan jejaring pemuda dengan membangun peradaban yang lebih baik. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun