Mohon tunggu...
Rick Matthew
Rick Matthew Mohon Tunggu... -

...............

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Friendship Evangelism Mengkhianati Persahabatan

1 Mei 2015   20:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimulai dari pengertian kata yang menyusun Friendship Evangelism. "Friendship" artinya adalah persahabatan. "Evangelism" adalah usaha penyebaran Agama Nasrani. Jika digabungkan, maka didapat pengertian : menyebarkan Agama Nasrani melalui persahabatan.

Di sini saya bermaksud membagi pengalaman saya karena telah terjadi usaha mengubah keyakinan saya dengan jalur persahabatan. Semoga ini menjadi peringatan buat yang berkeyakinan lain jika ditemukan tanda-tanda yang menyerupai dengan hal-hal yang saya alami.

Persahabatan saya dengan si A sudah berlangsung cukup lama, hampir 15 tahun yang dimulai dari masa kuliah hingga Oktober 2014. Selama itu hubungan terjalin dengan baik dan bersifat mutualisme seperti layaknya persahabatan yang positif pada umumnya.

Masalah muncul ketika di akhir November 2013 saya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patahnya tulang ekor saya saat pulang dari perjalanan dinas yang ditugaskan kantor. Beruntung saya tidak cacat atau lumpuh karena kecelakaan ini. Karena A adalah teman baik, dia adalah sahabat yang menjadi tempat berkeluh kesah (dia juga melakukan yang sebaliknya jika dalam kondisi yang sama walaupun dia sudah berkeluarga).

Sayapun beristirahat selama sebulan di Bulan Desember 2013 untuk pemulihan. Di akhir Januari 2014, ayah saya meninggal dunia. A pun menjalankan rencananya, yang menurut dia dilandasi dengan "keinginan menolong". Di balik itu, dia mengambil kesempatan saat saya dihadapi dengan berbagai kemalangan yang tampak terjadi secara beruntun.

Setelah pemakaman ayah saya selesai, kira-kira sekitar Bulan April 2014, dia berniat mengajak saya untuk berdiskusi dengan topik religius dengan saya. Diskusi dilakukan dengan email karena masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Dalam diskusi saya semakin merasakan bahwa dia sedang "mempromosikan agamanya" kepada saya karena saya dianggap perlu diselamatkan.

Perlu diketahui, saya berkeyakinan Agama Buddha, aliran Theravada. Sudah jelas bahwa, yang A sampaikan bertolak belakang dengan yang saya yakini. Sampai pada suatu ketika di Bulan Oktober 2014, A bilang ke saya lewat whatsapp bahwa "kita nggak perlu diskusi lagi, kamu tidak berlogika"

Setelah kejadian ini saya merenung dari sisi lain : "etiskah seorang teman yang dipercaya selama belasan tahun, menggunakan kepercayaan yang saya berikan sebagai jalan mempromosikan agama ?"

Jawaban versi saya "TIDAK". Itu sama saja meyalahgunakan persahabatan. Kalo sampe kepercayaan dari seorang teman disalahgunakan, saya tidak bisa mempercayakan persahabatan ke dia lagi. A tidak perlu minta maaf karena dia memang tidak mengkhianati teman, tapi yang dia khianati adalah kepercayaan yang dijunjung dalam persahabatan itu.

Sejak saat itu, saya tidak mau lagi bertemu dengan dia. Tidak ada kontak dengan dia hingga hari ini.

Sekali lagi, ini bukan bermaksud memancing kebencian antar agama tapi memberikan informasi dan pengalaman untuk pencegahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun