Salah Kaprah 4 : Masih tentang dunia kerja : abuse terhadap pelaksanaan che khu
Prinsip che khu yang diturunkan sudah makin melenceng. Orangtua di rumah masih memegang salah kaprah 3 yang disebutkan di atas. Sementara di dunia kerja, tidak sedikit para atasan yang menggunakan prinsip ini untuk membenarkan perilaku yang mendukung workaholic. Yang lebih parah lagi, tidak sedikit pula yang mencuci otak pegawai baru untuk mengikuti jejak ini. Yang paling kasihan adalah pegawai baru yang di lingkungan keluarganya menerapkan prinsip ini dan menemukannya lagi di lingkungan kerja.
Si pekerja yang jenuh dengan ketidak-beresan pada prinsip ini dan memutuskan untuk keluar malah menemukan pihak keluarga yang menasehatinya untuk tetap di perusahaan tersebut. Maka terjadilah salah kaprah yang berikutnya.
Salah Kaprah 5 : che khu sudah identik dengan pasrah
Kita ambil contoh si pegawai itu tadi. Orangtua berpendapat bahwa dia tidak tahan dnegan penderitaan. Harap dibedakan antara bersedia menghadapi kesusahan dengan kepasrahan. Bersedia menghadapi kesusahan adalah suatu bentuk kerelaan untuk menerima keadaan bahwa memang kesusahan akan selalu ada pada pilihan apapun. Sementara, saat hadir pilihan untuk mengambil penderitaan yang relatif lebih ringan, maka ketidak-bersediaan untuk mengubah keadaan yang ada adalah suatu bentuk keterpaksaan yang mungkin terjadi atas pemaksaan pihak lain.
Che khu diterapkan dengan tujuan bahwa pengorbanan harus berguna di kemudian hari. Bukan lantas menjadi pasrah. Che khu harus diterapkan dengan bijak karena pada akhirnya yang dicari adalah masa depan yang lebih baik bukan pasrah menjadi korban perbudakan.
Akhir kata :
KUNCINYA ADALAH KEBIJAKSANAAN DALAM MENERAPKAN PRINSIP CHE KHU YANG SESUAI DENGAN JAMAN
JIKA BISA, MILIKILAH KEBIJAKSANAAN DULU SEBELUM JADI ORANGTUA
Saya masih belum menjadi orangtua, tapi saya sudah lebih dahulu menjadi anak dari orangtua saya. Masalahnya, sering kita butuh orang lain untuk evaluasi sesuatu hal pada diri kita, termasuk anak, yang demi kebaikan, mengevaluasi orangtua. Tapi hal ini kerap dianggap kurang pantas tapi harus.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para calon orangtua agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam mendidik anak.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang sudah jadi orangtua untuk referensi.