Mohon tunggu...
Kang Pepen
Kang Pepen Mohon Tunggu... Editor - Tidak ada jalan tikus menuju surga

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Egois Pemutus Silaturahmi oleh Zainal Arifin

28 September 2021   21:35 Diperbarui: 28 September 2021   21:41 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang kita harus menyelami beberapa lautan yang berbeda keadaan. Ada yang yang dangkal dan ada juga yang dalam. Kita harus bersiap dan sudah mempunyai bekal untuk menyelami dan yang pastinya bisa berenang. Sebab dalamnya lautan dan kerasnya terpaan ombak tidak mengenal siapa dan bagaimana latar belakangmu. Sebab dari setiap-setiap mereka sudah mempunyai tugas masing-masing meski menengelamkan nyawa kita.

Begitu juga kita meyaikapi kehidupan yang sudah berjuta-juta nasehat atau filosofi mau itu ari segi sosial, budaya bahkan agama semua pasti sudah memiliki kekuatannya masing-masing. Tingal kita memilih salah satu atau memakai semuanya untuk di terapkan dalam kehidupan.

Kita sebagai manusia yang di titipkan akal dan pikiran mestinya bisa menerima masukan dalam arti nasehat atau sebaliknya memberi nasehat kepada orang-orang yang memang membutuhkannya. Sebab dimanapun kita berada pasti membutuhkan orang lain. Setidaknya kita memberikan ide dan gagasan dalam suatu perkumpulan dalam lingkungan sosial.

Jangan pernah tengelam dalam keegoisan, kalaupun sudah tengelam semangat untuk timbul dan berubah agar tidak larut dalam penyakit jiwa. Kita ini selain di tuntut menjelaskan juga harus banyak mendengarkan orang lain dalam bertutur. Jangan sampai kita hanya mau di dengarkan tapi tidak mau mendengarkan itu sangat berbahaya sekali dalam bekehidupan sosial apa lagi  dalam agama dan budaya.

Dan jangan sampai tidak mau mengakui kesalahan apa lagi senang menyalahkan orang lain. Sekali lagi jangan sampai mau menang sendiri sebab tidak hanya kamu yang memiliki perasaan dan orang lain juga memiliki keterbatasan dalam memgikuti suatu intruksi dalam tatanan sosial. Maka dari pada itu seni memahami harus di miliki oleh setiap manusia agar keseimbangan dalam masyarakat tetap terjaga khususnya dalam suatu kelompok.

Kita hidup ini memang inggin menuju kea rah yang lebih baik. Namun tidak harus juga menjadi raja di antara manusia-manusia lainnya. Sebab mereka memiliki akal dan pikiran kapan saja bisa bahagia dan terluka oleh sikap kita. Joko pinorbo pernah bilang "Jangan sibuk mengatur kehidupan orang lain sedangkan dirimu tidak bisa di atur" dari sinilah kita berangkat mengevaluasi diri sebab masih banyak yang harus di perbaiki.

Saya menulis ini bukannya saya sok suci, bukannya tidak ada salah apa lagi selalu benar TIDAK saya menulis ini karena telah menemui  beberapa kasus dan berangkat juga dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Setelah membaca tulisan ini saya berharap kita bersama-sama untuk  memperbaiki, mengevaluasi dan intropeksi diri agar menjadi manusia memanusiakan manusia.

Terimakasih..

Zainal Arifin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun