Uang merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan memanjakan diri dengan membeli sesuatu yang disukai.Â
Di era modern sekarang memang terdengar sulit untuk mencari pekerjaan, banyak mahasiswa yang setelah lulus dan mendapatkan gelar sarjana, mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Tetapi tidak sedikit juga remaja yang hanya lulusan SMA, SMP, SD, atau bahkan tidak menempuh pendidikan sama sekali bisa survive dan menghasilkan uang, bagaimana caranya?
Selama 19 tahun hidup, saya telah mengamati banyak hal yang terjadi di sekitar, entah melalui media sosial atau memperhatikan secara langsung. Ada satu peluang yang menurut saya sangat potensial untuk menghasilkan uang/cuan dengan mengandalkan kreativitas yang kita miliki. Peluang tersebut yaitu membuat konten dan mengunggah nya di media sosial.Â
Tidak bisa dipungkiri media sosial memiliki jangkauan yang luar biasa luas, power nya juga tidak diragukan lagi, bisa membentuk opini, membagikan informasi, sekedar hiburan, dan masih banyak lagi. Lebih spesifik yang akan saya bahas di sini adalah Youtube dan Tiktok. Kedua aplikasi tersebut merupakan wadah bagi manusia yang mempunyai kreativitas tinggi untuk berkarya.Â
Mereka membuat konten sesuai dengan bidang masing-masing lalu mengunggah nya. Konten yang berhasil mendapatkan banyak views akan mendapatkan monetisasi dari masing-masing aplikasi. Jujur saya belum terlalu paham tentan konsep monetisasi ini, namun saya sudah banyak mengamati bahwa konten yang dibuat menghasilkan cuan.Â
Saya akan mengambil contoh 1 akun masing-masing Youtube dan Tiktok, yaitu GadgetIn dan bangtarjovlog. GadgetIn merupakan channel youtube yang membuat konten tentang unboxing dan review gadget.Â
Memanfaatkan minat masyarakat yang tinggi dan kebutuhan akan pengetahuan tentang dunia gadget, GadgetIn berhasil meraup banyak cuan. Terbukti dengan konsistensi nya mengunggah konten review gadget yang harga nya terbilang cukup mahal, seperti kemarin yang saya lihat mereka membuat konten unboxing dan review Iphone 15 pro dan plus.Â
Selanjutnya ada akun tiktok bangtarjovlog. Akun ini menurut saya sangat biasa dalam teknik pengambilan gambar dan kualitas nya. Tetapi konten yang ia buat sangat menarik karena disana ia memanfaatkan wajan kecil sebagai ikon utama. Bangtarjovlog membuat konten membeli makanan menggunakan wajan kecil dan minta diisi full.Â
Setelah wajan terisi full bangtarjovlog juga menanyakan harga makanan dengan pembawaan yang menarik. Keberhasilan bangtarjovlog terlihat ketika ia konsisten mendapatkan banyak views dan comment, serta berhasil konsisten membuat konten dengan sasaran utama pedagang kaki lima.
Ada dua contoh berbeda yang saya ambil. GadgetIn mulai membuat konten ketika ia masih menjadi mahasiswa sampai sekarang sudah mempunyai istri, arti nya kreativitas GadgetIn muncul ketika ia masih muda. Sedangkan bangtarjovlog video tiktok nya mulai fyp ketika ia sudah tidak muda lagi alias bapak bapak. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas tidak memandang usia, banyak peluang di luar sana yang bisa kita manfaatkan untuk menghasilkan cuan.Â
Di Indonesia terbilang gampang untuk viral, ketika kita melakukan sesuatu yang sedikit aneh itu bisa langsung viral dan di blow up oleh media. Contoh nya live sambil mandi lumpur, itu sedikit aneh menurut saya dan sama sekali tidak berbakat. Namun dalam live tersebut views nya ribuan dan ada beberapa orang yang memberi gift. Saya sempat kaget karena dengan mandi lumpur pun bisa mendapatkan uang, jadi mengapa kita sebagai generasi muda yang mempunyai segudang ide kreatif tidak memulai untuk menyalurkan ide tersebut?Â