Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

"Yang penting nulis, bukan nulis yang penting"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jealously Overdose: Ketika Cemburu Bukan Lagi Bumbu Kisah Cinta Kalian

24 Juli 2024   13:18 Diperbarui: 24 Juli 2024   13:31 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/woman-looking-to-man-s-phone-7351140/ 

Photo by Budgeron Bach: https://www.pexels.com/photo/latin-american-couple-at-table-with-textbooks-with-smartphones-6532612/ 
Photo by Budgeron Bach: https://www.pexels.com/photo/latin-american-couple-at-table-with-textbooks-with-smartphones-6532612/ 
1. Attachment Style yang Tidak Aman
Teori Attachment Style yang dikembangkan oleh psikolog John Bowlby menjelaskan bahwa pengalaman masa kecil kita dengan pengasuh utama (biasanya orang tua) dapat mempengaruhi cara kita menjalin hubungan di masa dewasa. Orang dengan attachment style yang tidak aman (anxious atau avoidant) cenderung lebih rentan terhadap kecemburuan berlebihan.

2. Self-Esteem yang Rendah
Merasa diri kurang berharga bisa membuatmu selalu merasa terancam dalam hubungan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa individu dengan self-esteem rendah lebih mungkin mengalami kecemburuan berlebihan.

3. Pengalaman Masa Lalu
Pernah dikhianati? Trauma itu bisa membuatmu jadi lebih waspada (baca: paranoid) dalam hubungan selanjutnya. Seperti kata pepatah, "Karena nila setitik, rusak susu sebelangga. Karena mantan selingkuh, semua orang dicurigai."

4. Budaya dan Norma Sosial
Beberapa budaya memang menganggap kecemburuan sebagai bukti cinta. Padahal, cemburu berlebihan itu seperti sambel terasi: ada yang suka, tapi kebanyakan bikin hubungan bau.

5. Media dan Ekspektasi yang Tidak Realistis
Film-film romantis sering menggambarkan kecemburuan sebagai sesuatu yang romantis. Newsflash: menguntit pasanganmu 24/7 itu bukan romantis, tapi creepy!

Dampak Jealousy Overdose: Lebih Parah dari Makan Petai Sebelum Kencan

Photo by Budgeron Bach: https://www.pexels.com/photo/hispanic-lady-looking-jealously-at-boyfriend-while-texting-on-cellphone-6532613/ 
Photo by Budgeron Bach: https://www.pexels.com/photo/hispanic-lady-looking-jealously-at-boyfriend-while-texting-on-cellphone-6532613/ 
1. Rusaknya Kepercayaan
Kecemburuan berlebihan bisa mengikis kepercayaan dalam hubungan. Seperti kata Dr. Terri Orbuch, profesor sosiologi di Oakland University, "Kepercayaan adalah fondasi dari hubungan yang sehat, dan kecemburuan berlebihan dapat menghancurkan fondasi itu."

2. Stres dan Kecemasan
Hidup dalam keadaan curiga terus-menerus itu melelahkan, lho! Penelitian dari University of Nevada menunjukkan bahwa individu yang sering mengalami kecemburuan berlebihan memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi.

3. Konflik yang Tak Berkesudahan
Kecemburuan bisa memicu pertengkaran yang sebenarnya tidak perlu. Dan percayalah, bertengkar terus-menerus itu tidak lebih menyenangkan dari nonton sinetron yang tayang 7 hari seminggu.

4. Hilangnya Privasi dan Kebebasan
Dalam hubungan yang dipenuhi kecemburuan, privasi dan kebebasan individu sering kali menjadi korban. Ingat, pasanganmu bukan tahanan rumah!

5. Menurunnya Kualitas Hubungan
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Personal Relationships menemukan bahwa kecemburuan berlebihan berhubungan dengan penurunan kepuasan dalam hubungan. Jadi, kalau ingin hubunganmu awet seperti kerupuk dalam toples, kurangi kadar cemburumu!

Bagaimana Cara Mengatasi Jealousy Overdose?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun