Pernahkah Anda merasa bahwa apapun yang Anda lakukan tidak pernah cukup baik? Atau mungkin Anda adalah orang yang selalu mengedit pesan WhatsApp sepuluh kali sebelum mengirimnya (dan masih merasa ada yang kurang tepat setelah terkirim)?Â
Jika ya, selamat! Anda mungkin salah satu anggota klub eksklusif yang disebut "perfeksionis".
Tapi tunggu dulu, bukankah perfeksionisme itu hal yang baik? Bukankah itu yang membuat kita unggul dalam pekerjaan dan mendapatkan nilai A+ di sekolah? Well, tidak secepat itu, Ferragamo! Mari kita telisik lebih dalam tentang sisi gelap dari obsesi kesempurnaan ini.
Apa Itu Perfeksionisme?
Perfeksionisme adalah kecenderungan untuk menetapkan standar yang sangat tinggi dan berjuang untuk mencapainya, sering kali dengan mengorbankan kesehatan mental, hubungan sosial, dan bahkan produktivitas.Â
Ini seperti mencoba mencapai garis finish yang terus-menerus bergeser menjauh - tidak peduli seberapa cepat Anda berlari, Anda tidak pernah merasa cukup dekat.
Dr. Thomas Curran dan Dr. Andrew Hill, dalam penelitian mereka yang diterbitkan di Psychological Bulletin, mendefinisikan perfeksionisme sebagai "kombinasi dari standar pribadi yang sangat tinggi dan evaluasi diri yang sangat kritis". Dengan kata lain, ini adalah versi dewasa dari "Nilaimu 98? Kenapa bukan 100?"
Tanda-tanda Perfeksionisme
1. Takut Gagal: Anda lebih suka tidak mencoba daripada melakukan sesuatu dengan tidak sempurna.
2. Prokrastinasi: Ironisnya, perfeksionis sering menunda-nunda karena takut hasilnya tidak sempurna.