Tukang Gosip: Mendengarkan? Tentu! Tapi versi interaktif. Ekspektasi respons seperti, "Hah? Terus-terus?", "Duh, parah banget sih dia!", atau klasik "Udah, putusin aja!". Bonus: ekspresi wajah dan gestur yang dramatis.
Penelitian imajiner menunjukkan bahwa 80% orang merasa lebih lega setelah mendapat respon emosional dari pendengarnya, meskipun solusinya nggak jelas.
7. Follow-up: Terstruktur vs. Spontan
Psikolog: Mereka punya jadwal follow-up yang terstruktur. "Minggu depan kita ketemu lagi ya, jam 3 sore." Progresmu dipantau, dicatat, dan dianalisis dengan cermat.
Tukang Gosip: Follow-up? Pasti dong! Biasanya dalam bentuk, "Eh, gimana? Udah putus belom?" atau "Wah, gue denger dari si A katanya lu udah move on ya?" Bonus: update tentang gosip-gosip terkait yang mungkin kamu lewatkan.
8. Solusi yang Ditawarkan: Berbasis Teori vs. Berbasis Pengalaman
Psikolog: Solusi mereka berbasis teori psikologi dan penelitian ilmiah. "Berdasarkan teori attachment Bowlby, mungkin kamu perlu..."
Tukang Gosip: Solusi mereka berbasis pengalaman hidup dan tontonan drakor. "Eh, kemaren gue nonton drakor nih, si ceweknya ngadepin masalah kayak lu gini..."
Dr. Nonton Abadi pernah bilang, "Terkadang, wisdom dari drakor episode 16 lebih ngena daripada teori psikologi!"
9. Durasi Sesi: Terbatas vs. Non-stop
Psikolog: Sesi biasanya terbatas, sekitar 45-60 menit. Pas waktunya habis, ya sudah, dilanjut minggu depan.
Tukang Gosip: Durasi? Apa itu durasi? Sesi bisa berlangsung dari subuh sampai subuh lagi. Bonus: bisa sambil ngopi, makan, bahkan sambil kerja (tapi jangan bilang-bilang bos ya!).