Menurut penelitian yang dikarang sendiri, rata-rata tukang gosip bisa menyebarkan satu informasi ke minimal 10 orang dalam waktu 30 menit. Efisiensi yang luar biasa!
4. Biaya Konsultasi: Mahal vs. Gratis (dengan Syarat dan Ketentuan)
Psikolog: Biayanya bisa bikin dompetmu menangis. Tapi hey, anggap aja investasi untuk kesehatan mental. Lagipula, kapan lagi kamu bisa curhat sambil tiduran di sofa empuk dengan AC yang adem?
Tukang Gosip: Gratis! Tapi ingat, ada syarat dan ketentuannya. Biasanya berupa kewajiban untuk mendengarkan gosip balik, atau jadi sumber informasi untuk gosip-gosip berikutnya. Fair trade, kan?
Dr. Hemat Bin Pelit pernah bilang, "Konsultasi gratis itu ibarat makan di warteg all you can eat. Enak sih, tapi hati-hati sama efek sampingnya!"
5. Setting Konsultasi: Ruang Privat vs. Warung Kopi
Psikolog: Ruang konsultasi mereka biasanya adem, tenang, dan privat. Ada sofa empuk, tisu yang selalu siap sedia (untuk jaga-jaga kalo kamu nangis), dan mungkin ada akuarium kecil yang bikin rileks.
Tukang Gosip: Setting-nya bisa di mana aja! Warung kopi, salon, bahkan di grup WA. Fleksibel banget! Mau curhat sambil nyalon? Bisa. Mau curhat sambil makan bakso? Juga oke!
Kata ahli interior, "Setting yang tepat bisa memengaruhi kualitas curhat. Tapi ingat, bakso yang enak juga bisa jadi faktor penentu!"
6. Teknik Mendengarkan: Aktif vs. Interaktif
Psikolog: Mereka ahli dalam active listening. Mereka mendengarkan dengan seksama, memberi respon yang terukur, dan jarang memotong pembicaraan. Kamu bakal merasa benar-benar didengar.