Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

"Yang penting nulis, bukan nulis yang penting"

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Otak Kita Butuh Main-Main, Resensi 'Serius' Buku The Interpersonal Neurobiology of Play

20 Juli 2024   22:19 Diperbarui: 20 Juli 2024   22:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otak butuh Main biar tetep berkembang. Sumber gambar: pexels.com

Bayangkan ini: Anda sedang asyik main ayunan di taman, tiba-tiba ada orang dewasa menghampiri dan bilang, "Hei, tau nggak? Otak kamu lagi berubah tuh!" Pasti Anda bakal mikir, "Nih orang kenapa dah? Lagi enak-enak main juga." Nah, kira-kira begitulah yang saya rasakan pas pertama kali baca judul buku "The Interpersonal Neurobiology of Play" karya Theresa A. Kestly. Serius, judul macam apa ini? Kayaknya lebih cocok jadi judul skripsi daripada buku yang bisa dibaca sambil rebahan.

Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru kabur! Ternyata, di balik judul yang bikin kepala puyeng ini, ada cerita yang bikin kita sadar kalau main-main itu penting banget. Bukan cuma buat anak-anak lho, tapi juga buat kita-kita yang udah gede dan suka sok dewasa.

Kestly, yang bukan cuma dokter tapi juga terapis bermain (iya, ada profesi kayak gitu!), ngasih kita pandangan baru tentang kenapa sih kita perlu main. Dia bilang, main itu bukan cuma buat have fun doang, tapi juga punya dampak serius ke otak kita. Jadi, kalau besok bos nanya kenapa kamu main game pas jam kerja, bilang aja lagi "meningkatkan fungsi neurobiologis interpersonal". Dijamin dia bakal bingung dan pergi ninggalin kamu.

Oke, sekarang mari kita bedah isi bukunya. Tapi jangan khawatir, kita nggak bakal pake pisau bedah beneran kok. Cukup pake otak kita yang udah di-upgrade lewat main-main ya!

1. Main itu Serius, Bro!

Kestly mulai bukunya dengan ngejelasin kalau main itu bukan cuma buat iseng-iseng doang. Main itu serius, lebih serius dari skripsi kamu yang udah direvisi 17 kali tapi masih ditolak dosen. Menurut dia, main itu cara otak kita buat "ngobrol" sama dunia luar. Bayangin aja, setiap kali kamu main, sel-sel otak kamu lagi pada pesta pora, bikin koneksi baru, dan upgrade diri. Keren kan?

2. Stress? Main Aja!

Nah, ini nih yang bikin gue excited. Kestly bilang main itu bisa ngilangin stress. Jadi, next time bos kamu bikin stress, ajak aja dia main petak umpet. Kalau dia nolak, bilang aja "Lho, Pak/Bu, ini buat kesehatan otak lho. Masa Bapak/Ibu mau karyawannya pada stress?"

3. Koneksi Antar-Manusia: Bukan Cuma Soal Wi-Fi

Buku ini juga ngebahas gimana main bisa bikin kita lebih connect sama orang lain. Bukan connect kayak di media sosial ya, tapi connect beneran. Jadi, kalau kamu lagi PDKT sama gebetan, coba ajak main UNO bareng. Siapa tau pas dia teriak "UNO!", kamu bisa teriak "I LOVE YOU!" (Tapi inget, resiko ditanggung sendiri ya.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun