Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Magister Aqidah and Islamic Philosophy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dilema Hari Esok: Benang Kusut Prokrastinasi di Era Digital

17 Juli 2024   22:09 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:25 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Untuk mengatasi hal ini, beberapa strategi tambahan yang bisa diterapkan antara lain:

1. Menciptakan Ruang Kerja Dedikasi: Sekalipun di rumah, usahakan untuk memiliki area khusus untuk bekerja. Hal ini membantu menciptakan batasan mental antara 'mode kerja' dan 'mode santai'.
2. Rutinitas Pagi: Mulailah hari seolah-olah Anda akan pergi ke kantor. Berpakaian rapi dan melakukan ritual pagi dapat membantu mengondisikan pikiran untuk bekerja.
3. Time-Blocking: Alokasikan waktu spesifik untuk tugas-tugas tertentu, termasuk waktu untuk istirahat dan keperluan rumah tangga.
4. Virtual Co-working: Gunakan platform seperti Focusmate untuk 'bekerja bersama' secara virtual dengan orang lain, menciptakan rasa akuntabilitas.

Melihat ke Depan: Prokrastinasi dan Masa Depan Kerja

Seiring berkembangnya teknologi AI dan otomasi, banyak yang berspekulasi bahwa prokrastinasi akan menjadi masalah yang semakin serius. Di satu sisi, teknologi bisa membantu mengotomatisasi tugas-tugas rutin, potensial mengurangi beban kerja. Namun di sisi lain, kemudahan ini bisa membuat kita semakin terlena dan kurang terlatih dalam hal disiplin diri.

Dr. Cal Newport, penulis buku "Deep Work", berpendapat bahwa di masa depan, kemampuan untuk fokus dan menghasilkan karya berkualitas tinggi akan menjadi skill yang sangat berharga. Dalam konteks ini, mereka yang mampu mengatasi prokrastinasi dan mengembangkan 'deep work ethic' akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.

Penutup: Embrace the Process
Pada akhirnya, mengalahkan prokrastinasi bukanlah tentang mencapai kesempurnaan, melainkan tentang konsistensi dan perbaikan bertahap. Alih-alih melihatnya sebagai 'musuh', mungkin kita perlu mulai memandang prokrastinasi sebagai sinyal dari tubuh dan pikiran kita.
Mungkin itu adalah tanda bahwa kita perlu istirahat sejenak, atau bahwa ada ketakutan yang perlu dihadapi. Mungkin juga itu adalah indikasi bahwa kita perlu memikirkan kembali prioritas dan tujuan kita.

Jadi, next time Anda mendapati diri tergoda untuk menunda tugas penting demi scrolling TikTok, pause sejenak. Tanyakan pada diri sendiri: Apa sebenarnya yang saya hindari? Apa yang benar-benar penting bagi saya? Dengan kesadaran ini, kita bisa mulai mengubah hubungan kita dengan waktu dan produktivitas, satu langkah kecil setiap harinya.

Ingatlah, setiap orang pernah berjuang dengan prokrastinasi. Yang membedakan adalah bagaimana kita meresponnya. So, mari kita mulai hari ini, sekarang juga. Karena seperti kata pepatah, "The best time to plant a tree was 20 years ago. The second best time is now."

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda memiliki pengalaman atau tips lain dalam mengatasi prokrastinasi? Mari kita diskusikan di kolom komentar. Bersama-sama, kita bisa saling mendukung untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun