Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

"Yang penting nulis, bukan nulis yang penting"

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Philosophical Investigations - Ludwig Wittgeinstein

11 Agustus 2023   23:11 Diperbarui: 11 Agustus 2023   23:35 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

"Philosophical Investigations" adalah karya penting kedua oleh filsuf Austria Ludwig Wittgenstein, yang merupakaan lanjutan dari pendekatannya dalam pemikiran filosofis setelah "Tractatus Logico-Philosophicus." Diterbitkan secara anumerta pada tahun 1953, buku ini menghadirkan pergeseran paradigma dalam pemahaman Wittgenstein tentang bahasa, pemikiran, dan makna. Karya ini dikenal dengan gaya penulisan yang lebih longgar dan eksploratif daripada pendekatan formal dan terstruktur di "Tractatus."

Dalam "Philosophical Investigations," Wittgenstein merenung tentang permainan bahasa, komunikasi, dan makna dalam konteks sehari-hari. Ia menekankan penggunaan bahasa sebagai aktivitas praktis, dengan fokus pada berbagai permainan bahasa yang mencakup berbagai bentuk komunikasi manusia. Ia mengajukan gagasan bahwa makna kata-kata bergantung pada konteks penggunaan dan permainan bahasa tertentu. Konsep "bahasa permainan" ini menjadi sentral dalam karya ini.

Buku ini tidak lagi berusaha menemukan solusi akhir terhadap masalah-masalah filosofis seperti "Tractatus," melainkan Wittgenstein lebih mengajak pembaca untuk merenung dan mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari pemikiran filosofis. Dalam serangkaian pengamatan dan dialog, Wittgenstein mengeksplorasi banyak topik, termasuk makna kata, norma-norma sosial, aturan-aturan logika, dan asumsi-asumsi tentang realitas.

Salah satu aspek menonjol dalam "Philosophical Investigations" adalah konsep "keluarga permainan bahasa" (language-game family). Wittgenstein menggambarkan bagaimana berbagai permainan bahasa terkait dan terhubung, meskipun tidak ada definisi yang tetap atau prinsip umum yang mengikat semuanya. Konsep ini membantu mengilustrasikan keanekaragaman penggunaan bahasa dan keragaman peraturan yang memandu komunikasi.

Buku ini juga menyoroti pentingnya konteks dan penggunaan bahasa dalam menentukan makna. Wittgenstein mengajukan bahwa makna sebuah kata tidak terletak dalam entitas mental yang terisolasi, tetapi dalam penggunaannya dalam situasi konkret. Pengamatan terhadap bahasa sehari-hari membantu membuka wawasan tentang bagaimana bahasa bekerja dan mengapa sering kali terjadi kebingungan filosofis.

Dalam "Philosophical Investigations," Wittgenstein menolak pendekatan filsafat yang mengarah pada kerumitan dan abstraksi yang tidak perlu. Dia mengundang pembaca untuk mempertanyakan asumsi-asumsi yang dianggap sebagai dasar pemahaman kita tentang dunia. Karya ini memperluas cara pandang kita terhadap bahasa, pemikiran, dan realitas, serta memberikan kontribusi penting terhadap aliran filsafat bahasa, pragmatisme, dan pemikiran kontemporer.

BIOGRAFI

Ludwig Wittgenstein adalah seorang filsuf kelahiran 26 April 1889 di Wina, Austria-Hongaria (sekarang Wina, Austria), dan dia merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran filosofis modern. Kehidupannya yang penuh perjalanan dan transformasi pemikiran mencerminkan kompleksitas pemikiran filosofis yang diajukan dalam karyanya, terutama dalam "Tractatus Logico-Philosophicus."

Wittgenstein lahir dalam keluarga kaya dan berpengaruh. Ayahnya, Karl Wittgenstein, adalah seorang industrialis kaya dan seorang kolektor seni. Keluarganya memiliki latar belakang budaya Yahudi, meskipun mereka kemudian masuk agama Katolik. Wittgenstein adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Kehidupan keluarganya penuh dengan tekanan budaya dan harapan untuk sukses.

Pada awalnya, Wittgenstein menunjukkan minat pada teknik dan ilmu alam. Ia belajar teknik mesin di Berlin dan Manchester, tetapi minatnya segera berpindah ke filosofi dan matematika. Dia mulai merenungkan tentang masalah filosofis dan konsep-konsep bahasa selama masa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun