Mohon tunggu...
Zulfi Fauzan
Zulfi Fauzan Mohon Tunggu... -

Tomorrow will be different

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ridwan Kamil, Gubernur atau Walikota?

16 April 2017   10:04 Diperbarui: 16 April 2017   19:00 2159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ridwan Kamil. Nama walikota Bandung itu mungkin sudah akrab terdengar di telinga kita khususnya masyarakat kota Bandung. Gaya kepemimpinannya yang santai, kepribadiannya yang cukup humoris, serta keaktifannya di sosial media membuat nama orang nomor satu di Bandung itu dengan cepat menarik perhatian banyak orang bahkan masyarakat di luar kota Bandung.

Kemampuannya dalam memimpin kota Bandung patut diacungi jempol. Kota Bandung mengalami cukup banyak perubahan semenjak Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, memimpin sejak tahun 2013 hingga sekarang. Sudah cukup banyak penghargaan yang didapatkan oleh kota Bandung dalam rentang waktu 4 tahun ini. Salah satunya adalah gelar kota kreatif dari UNESCO dan masih banyak penghargaan lainnya. Ini tentunya prestasi yang membanggakan bagi kota Bandung dan juga Ridwan Kamil.

Prestasi yang membanggakan serta gaya kepemimpinannya yang disukai banyak orang membuat nama Ridwan Kamil sering digadang-gadang untuk menjadi pemimpin di daerah luar kota Bandung. Tahun 2016 lalu, nama Ridwan Kamil sempat mengisi bursa calon gubernur DKI Jakarta. Namun saat itu, Ridwan Kamil lebih memilih meneruskan amanatnya sebagai walikota Bandung. Satu tahun berselang, nama Ridwan Kamil kembali digadang-gadang sebagai calon gubernur Jawa Barat sampai akhirnya salah satu partai politik mendeklarasikan dukungannya kepada Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat. Kini Ridwan Kamil telah resmi dicalonkan sebagai calon gubernur Jawa Barat periode 2018-2023.

Pro dan kontra tentu saja terjadi. Banyak yang menyayangkan langkah Ridwan Kamil ini khususnya masyarakat kota Bandung. RIbuan komentar negatif menyerbu sosial media milik Ridwan Kamil. Mereka menyampaikan rasa kecewa mereka namun tak sedikit pula ada yang memberi dukungan.

Namun itu baru terjadi di sosial media. Lalu bagaimana dengan pendapat masyarakat kota Bandung di luar sosial media? Apa hampir sama dengan yang terjadi di sosial media ataukah berbeda?

Di satu kesempatan, saya sempat berbincang-bincang dengan beberapa orang. Yang pertama saya berbincang-bincang dengan Eva, 43 tahun,  teman Ridwan Kamil saat bersekolah di SMP Negeri 2 Bandung. Eva mengatakan bahwa Ridwan Kamil merupakan murid yang pintar saat itu.

“Banyak murid pintar di sekolah saya waktu itu, salah satunya Ridwan Kamil” ucap Eva saat ditemui pada Jumat 14 April 2017. Meskipun begitu, menurutnya pada saat itu belum terlihat jiwa kepemimpinan pada sosok Ridwan Kamil.

Saat mengetahui Ridwan Kamil mencalonkan diri sebagai walikota Bandung, ia mengaku senang dan bangga. “Senang. Pertama, dia idealis. Kedua, diantara calon walikota yang lain, Ridwan Kamil yang paling cocok program-programnya,gaya kampanyenya, kemudian bagaimana tim sukses Ridwan Kamil bekerja”

Sebagai teman, Eva cukup membantu Ridwan Kamil saat masa kampanye. Meskipun tidak resmi sebagai tim sukses Ridwan Kamil pada saat itu, ia melakukan kampanye secara tidak langsung kepada teman-temannya dengan cara memperkenalkan Ridwan Kamil sebagai calon walikota yang mumpuni.

“Saya tidak memaksakan teman-teman tapi hanya memperkenalkan. Kebetulan banyak teman-teman yang tanya harus memilih siapa dan saya mencoba meyakinkan teman-teman untuk memilih Ridwan Kamil.” Ujar Eva.

Tentang program, kebijakan, serta gaya kepemimpinan yang dimiliki Ridwan Kamil, Eva mengaku senang melihat semua yang dilakukan Ridwan Kamil saat menjabat walikota. Ia juga berterima kasih karena banyak perubahan yang terjadi di kota Bandung.

“Untuk program-programnya, saya berterima kasih sudah menyediakan kemudahan untuk perizinan, kemudian mempercantik kota, karena dengan mempercantik kota juga ibaratnya seperti dibelikan baju baru, tentunya lebih semangat”

Mengenai pencalonan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat periode 2018-2023, Eva mengaku cukup senang mendengarnya namun ia cukup kecewa lantaran partai yang mendukung Ridwan Kamil tidak berkenan menurutnya. Ia juga mengaku tidak akan memilih Ridwan Kamil di pemilihan gubernur nanti dan lebih memilih Ridwan Kamil untuk walikota Bandung di satu periode  berikutnya. “Dua periode mungkin lebih sempurna” tegas Eva.

Yang kedua saya berbincang-bincang dengan Nova, 40 Tahun, masyarakat dari kota Bandung. Menurutnya, program-program yang dibuat oleh Ridwan Kamil cukup bagus dan berhasil dilakukan.

“Programnya sebagian lumayan bagus tapi sebagian juga belum ada yang terlaksana. Cuma secara garis besarnya cukup bagus dibanding walikota-walikota terdahulu, buktinya banyaklah program dia yang berhasil, kaya program UKM, udah gitu taman juga” ucapnya saat ditemui pada Sabtu 15 April 2017.

Ia juga menilai gaya kepemimpinan Ridwan Kamil yang cukup baik meski ada beberapa yang harus dikritisi. “Gaya kepemimpinannya lumayan cuma kurang tahu sih kalo di pemerintahan, kalo di luar kan dia kelihatan bagus kaya di sosmed dan lain-lain, Cuma kalau di pemerintahan kita ga lihat langsung kan,  tapi jarang sekali kan gaya kepemimpinan seperti itu untuk sekarang, makanya respon di masyarakat juga cukup baik, meskipun ada yang pro ada yang kontra, ada yang bilang terlalu lemah, terlalu abg, ada juga yang bilang bahasanya terlalu medsos,”

Mengenai pencalonan Ridwan Kamil sebagai gubernur, Nova menilai belum saatnya Ridwan Kamil menjadi gubernur Jawa Barat. “Kalau menurut saya jangan dulu lah, satu periode lagi, biar kuat dibawahnya, soalnya kalau 5 tahun ditinggalin, mungkin pondasinya kurang kuat juga untuk di Bandung, soalnya setelah itu kita masih butuhlah sosok Ridwan Kamil dari inovasinya”.

Nova juga mengkritik soal pemilihan partai pendukung Ridwan Kamil ke bursa pemilihan gubernur. “sekarang kan dia gabung sama salah satu partai, ga tahu kenapa, kenapa dia milih partai itu jadi pertanyaan juga buat saya, kenapa ga tanggung sekalian, itu partai kan cuma 5 kursi di Jawa Barat, ga bisa bawa dia ke gubernur kok” ujar Nova. Ia justru lebih setuju Ridwan Kamil untuk mencalonkan diri lewat independen bukan melalui dukungan partai. “Kalau bisa sih independen aja. Independen juga bisa kok ngumpulin KTP, tapi kalau sudah terlanjur yah sudah. Saya ga akan milih Ridwan Kamil kalau gini mah” tambah Nova.

Senada dengan Eva, Nova lebih memilih Ridwan Kamil untuk meneruskan masa jabatan walikota Bandung di periode berikutnya. “Soalnya kalau dia langsung ke gubernur sayang aja, siapa yang akan meneruskan, kalau 10 tahun mungkin akan kuat” kata Nova.

Dari dua orang yang saya wawancarai, memang menunjukkan bahwa apa yang diperdebatkan di sosial media dan pendapat secara langsung ini terdapat kesamaan. Memang banyak masyarakat kota Bandung yang cukup kecewa akan keputusan Ridwan Kamil ini. Banyak yang masih menginginkan Ridwan Kamil sebagai pemimpin di kota kembang itu. Meskipun begitu, tak sedikit yang mendukung keputusan Ridwan Kamil ini.

Pemilihan Gubernur Jawa Barat masih satu tahun lagi. Masih ada waktu untuk melihat apa yang akan terjadi ke depan. Apakah Ridwan Kamil resmi mengikuti pemilihan gubernur Jawa Barat atau mengikuti pemilihan walikota Bandung atau ada keputusan lain kedepannya hanya waktu yang bisa menjawabnya. Yang jelas, semua masyarakat baik kota Bandung sendiri serta seluruh masyarakat Jawa Barat menginginkan yang terbaik bagi daerahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun