Mohon tunggu...
Azizah Nur
Azizah Nur Mohon Tunggu... -

Dia sedang bekerja sebagai jurnalis di sebuah stasiun televisi swasta, berlabel Cinta Kasih. Senangnya membaca buku-buku fiksi dan menulis. Hobi yang sifatnya naik turun. Selalu berharap bisa bermanfaat untuk orang lain...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejauh Apa Usahamu?

26 Maret 2013   16:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:10 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SELASA lalu, aku ketemu lagi dengan nenek itu. Nenek yang kumaksud adalah wanita renta yang di usia senjanya masih sanggup menyeret sepeda onthel dengan muatan berupa beberapa pot tanaman kecil dan bibit-bibit yang disangkutkan di setang sepeda.

Waktu aku melihatnya, aku langsung menghentikan laju sepeda motorku dan berjalan cepat mengejarnya. Nenek ini, meski sudah tua, tapi jalannya cepat juga. Ketika aku menghampirinya, aku bertanya-tanya sedikti tentang siapa dia sebenarnya.

Nama nenek itu ada Basyariah Nasution. Beliau tinggal bersama anaknya di Jalan Nangka, Medan. Sayang sekali, aku lupa menanyakan nomor rumahnya. Saat aku tanya umurnya, Nek Basyariah menjawab, “Umur saya 81 tahun. Tapi, kepada banyak orang saya bilang kalau umur saya 18 tahun. He-he-he…” Yak ampun, nenek yang satu ini suka bercanda rupanya. Ha-ha-ha…

Tak banyak yang aku tanya, karena kami berhenti di pinggir jalan dan cuaca siang itu begitu teriknya. Sementara itu, Nek Basyariah kaki ayam alias tanpa alas kaki. Duh, pasti beliau makin kepanasan.

Sebelum pertemuan Selasa lalu, aku juga pernah ketemu dengan beliau di depan kompleks daerah kantorku.  Yang aku ingat, aku menanyakan nama beliau. Lagi-lagi beliau bercanda. Bayangkan, sambil menunjukkan giginya yang nyaris habis beliau bilang begini, “Nama saya Basyariah Nasution. Tapi, orang-orang di sekitar rumah saya panggil saya Anjeli, Agnes, Kajol.” Ha-ha-ha… aku terkekeh mendengar lelucon Nek Basyariah.

Hmm, satu hal yang aku salutkan dari beliau. Di usia senjanya, Nek Basyariah masih semangat mencari nafkah. Buktinya, setiap hari dia selalu berkeliling area Jalan Sekip Medan menjual tanaman dengan menyeret sepeda onthel.

Nek Basyariah nggak memilih meminta-minta di pinggir jalan, mengharapkan rasa iba orang lain. Beliau memilih berusaha sampai batas maksimal beliau.

Aku bertanya sama diri sendiri, “Nek Basyariah yang udah tua begitu gigih mencari uang dan nggak kenal capek. Sedangkan kau, sejauh apa usahamu, heh?”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun