[caption id="" align="alignleft" width="232" caption="JK Saat menerima bantuan dari pihak Qatar"][/caption]Â
Jusuf Kalla terus bersinar di luar sana. Lama tidak terdengar dalam hiruk pikuk politik tanah air, kakek dari sekian banyak cucu ini tetap energik mengemban tugas barunya sebagai ketua Palang Merah Indonesia.Â
PMI adalah tempat transitnya saat tidak lagi menjadi wakil presiden, setelah pemilu 2009 sebagian masyarakat Indonesia memang lebih memilih Pak SBY sebagai presiden.Â
Kenangan terakhir masyarakat Indonesia bersama Pak Kalla sebagai wapres adalah ketika menjadi perintis sekaligus bumper atas kebijakan yang kala itu sangat tidak populis di mata masyarakat. Yakni konversi dari BBM yang oleh negara sudah kewalahan untuk mensubsidinya menjadi pemasyarakatan penggunaan gas elpiji setanah air mulai dari ukuran kecil 2 kilogram. Saat banyak insiden gas meledak negara dianggap telah men-teror rakyatnya.Â
Pak Kalla yang saat itu sudah tidak menjabat Wapres memang tidak bisa mengambil langkah cerdas untuk merespon kritik itu. Postingan di kompasiana saat itu tidak cukup membantu membuat masyarakat tentram akibat pemberitaan media terus menerus terkait "bom" ukuran kecil yang masuk ke dapur-dapur rakyat itu. Â Tapi, yang pasti konversi dari minyak ke gas sangat membantu keuangan negara. Sangat hemat!Â
Agen PerubahanÂ
Untungnya Pak Kalla tidak pergi jauh-jauh ke negeri seberang meninggalkan Indonesia setelah sosoknya tidak laku di pemilihan presiden, ke Singapura misalnya untuk menikmati jalan-jalan seperti para koruptor yang memang gemar mencari aman ke negeri persembunyian itu, Pak Kalla tetap di Indonesia, seperti janji kampanyenya.
"Jika tidak terpilih, maka akan pulang kampung, mengurus masjid, menjaga perdamaian", masih ingat kan kata-kata sederhana namun mengena itu? Janji pulang kampung memang sangat ditepati beliau, sebab perjalanan Jakarta-Makasar sangat singkat dengan pesawat Garuda.
Apalagi kalau Pak Kalla gunakan pesawat pribadinya. Janji lainnya adalah tentang menjaga perdamaian. Semua orang tahu betul bagaimana peran JK untuk urusan perdamaian.Â
Kongkritnya Pak JK telah menjadi ketua PMI. Di tangan JK PMI disulap menjadi lembaga yang sangat disegani, cepat tanggap merespon bencana, terlihat alat-alat canggih mirip kendaraan militer hadir saat evakuasi korban Merapi beberapa waktu lalu.Â
Kesan PMI hanya tempat donor darah berubah drastis menjadi institusi yang pro aktif merespon isu-isu kemanusiaan termasuk melebarkan peran sebagai agen perdamaian.Â
Maka, tidak heran jika JK seringkali dipercaya di kawasan Asia Pasifik untuk menjadi juru damai bagi konflik yang tengah berkecamuk di kawasan Asia, sebutlah perannya ketika menjadi juru runding pemerintah Sri Langka dengan Macan Tamil, pemerintah Thailand dengan kelompok Muslim, dan seterusnya.Â
Saya juga terkaget-kaget ketika mengetahui Pak JK secara aklamasi dipilih menjadi ketua Centrist Democrat International Asia Pacific (CAPDI) yang berlangsung di Phnom Penh, November 2010. CAPDI adalah organisasi yang menghimpun mantan-mantan pemimpin, legislator, senator, tokoh masyarakat, akademisi dan tokoh terkemuka lainnya di Asia Pasifik.Â
Dipilih secara aklamasi dari para angota CAPDI yang terdiri dari 20 negara menjadi bukti bahwa JK memang begitu disegani di Asia dan bahkan dunia.
Kabar baik terkait Pak JK datang dari Kamboja tiga hari lalu (19 September 2011). Kerajaan Kamboja mengganjar mantan wapres yang identik dengan tagline 'lebih cepat, lebih baik" ini dengan Royal Order of Sanametrei Grand Cross atau penghargaan dan kehormatan tinggi di bidang perdamaian dan kemanusiaan.Â
Disela-sela pemberian penghargaan  Pak JK diminta berbicara bersama Mantan PM Thailand Thanksin Sinawatra pada forum yang diselenggarakan CAPDI.Â
Akhir kata, semoga peran Pak JK sebagai agen perdamaian terus mengharumkan nama bangsa di pentas dunia sehingga bangsa ini tidak diremehkan tetapi disegani. Salam Lebih Cepat Lebih Baik!Â
[caption id="" align="aligncenter" width="439" caption="JK Bertemu perwakilan pihak donor untuk PMI"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H