Mohon tunggu...
Ziyan Siti Muthia
Ziyan Siti Muthia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Undergraduate Public Relations Student

I am a highly motivated 19 years old undergraduate public relations student who is always striving to develop, learn, and finish what I start. I am an open-minded person and always think critically in solving a problem. I also have interests and talents in the field of organization, vocal arts, and self-defense.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Burayot, Oleh-Oleh Khas Garut

10 Mei 2022   00:05 Diperbarui: 10 Mei 2022   00:10 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber: instagram @burayot.simadu

Setelah dodol, chocodot, dan dorokdok, kini giliran burayot menjadi makanan khas dan bisa dijadikan oleh-oleh dari daerah Garut. Jika diperhatikan, sepanjang jalur mudik Bandung-Garut banyak bermunculan pedagang kaki lima yang menjual burayot. Namun, tidak hanya di pinggir jalan, burayot juga dijual di toko-toko, pasar tradisional, dan di rumah-rumah penduduk.

Burayot terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah. Rasanya yang manis, tekstur luarnya yang renyah, dan tekstur dalamnya yang lembut menyebabkan para penikmat burayot menjadi ketagihan untuk membelinya lagi dan lagi. 

Rasanya pun kini bermacam-macam. Selain rasa yang original, kini muncul burayot dengan varian rasa kacang, ketan hitam, pandan, mentol, dan stroberi.

Sekarang burayot mudah didapat, terutama di sepanjang jalan Leles-Kadungora. Nama-nama kaki lima yang muncul antara lain Burayot Haneut Sunda Rasa, Burayot Priangan, Burayot Karuhun, Burayot Si Madu, dan Burayot Neng Mincreung. Sebelum dijual di tempat umum seperti sekarang, dulu burayot hanya makanan rumahan tradisional yang tidak diperjualbelikan. 

Biasanya burayot menjadi sajian makanan untuk tamu. Seiring dengan banyaknya orang yang mencicipi kelezatannya, akhirnya burayot menjadi makanan khas Garut yang terkenal dan banyak peminatnya.

Nama burayot mengacu pada bentuk makanan tersebut yang ngaburayot. Ngaburayot artinya menggantung, membesar, dan memberat ke bagian bawah. Bentuknya mirip dengan buah salak.

Dalam Kamus Sunda-Indonesia susunan R. Stjadibrata, ngaburayot  diumpamakan seperti anak kecil yang digendong memakai selendang atau kain.

Sesuai dengan proses pembuatannya, adonan dibentuk bulat lalu dipipihkan, kemudian digoreng. Setelah matang burayot itu diambil dengan tusuk bambu lalu tiriskan. Nah, pada waktu ditiriskan tersebut makanan tersebut ngaburayot, yaitu mengantung dan memberat ke bagian bawah.

Selain lezat dan mudah didapat, burayot pun harganya sangat ekonomis. Kita bisa mendapatkan burayot isi 10 biji dengan harga Rp. 15.000 dan isi 17 biji dengan harga Rp. 25.000. Dengan harga yang ekonomis ini kita dapat membawa oleh-oleh khas Garut tersebut untuk dinikmati keluarga di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun