Badan Restorasi Gambut (BRG), siasati langkah guna menghindari kebakaran hutan dan lahan di Gambut, tahun ini.
Karhutla tetap jadi prioritas kerja pemerintah sebagaimana arahan bapak presiden. Meski kita menghadapi masa sulit karena penyebaran COVID-19.
Tahun lalu, Indonesia kehilangan 1,6 juta hektar tutupan hutannya. Termasuk 495 ribu hektar lahan gambut. Artinya 30% lahan gambut hilang! Siapa yang bertanggungjawab?Â
Gambut hilang, 99% penyebabnya adalah manusia, entah mengalami kebakaran, kemalingan kayu-kayunya, atau campur tangan para pengusaha sawit untuk meraup keuntungan dari konversi lahan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit.Â
Awal tahun 2020 saja, berita kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah dirasakan. Kebakaran terjadi di wilayah hutan gambut di Kabupaten Siak, Riau yang telah memakan satu hektar lahan gambut. Ini merupakan berita buruk untuk mengawali tahun baru. BMKG Indonesia (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ) memperkirakan akan datangnya bulan-bulan kering tahun ini. Perkiraan terjadi variasi musim di Kalimantan, Jambi, Sumatera Selatan, Aceh dan Bangka Belitung akan mengalami musim kemarau pendek (1-4 bulan). Sedangkan daerah Riau dan Papua akan mengalami musim kemarau lebih dari 4 bulan.Â
Kemunculan titik-titik panas di beberapa wilayah di Indonesia cukup membuktikan adanya pengaruh musim kemarau tahun ini. Sepanjang bulan Januari hingga Juni 2020, tercatat 778 titik panas muncul. Perkiraan bulan Juli-Oktober 2020 akan terus bertambah. Badan Restorasi Gambut (BRG) telah mensiasati langkah guna menghindari kebakaran hutan dan lahan terutama di lahan gambut, tahun ini.Â
Siasat Badan Restorasi Gambut (BRG) dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan  gambut dengan membasahi lahan gambut saat musim kering tiba. Upaya tidak lagi parsial, melainkan menyeluruh berbasis ekosistem KHG (Kesatuan Hidrologi Gambut). Saat ini, upaya berbasis ekosistem KHG masih tahap percobaan di wilayah Riau, mengingat Riau menjadi salah satu prioritas titik rawan karhutla.Â
Dikutip dari media Siti Nurbaya mengungkapkan, "Karhutla tetap jadi prioritas kerja pemerintah sebagaimana arahan bapak presiden. Meski kita menghadapi masa sulit karena penyebaran COVID-19, kerja lapangan dan koordinasi tim supervisi tetap jalan mengantisipasi karhutla terutama di wilayah rawan."