Pandemi COVID-19, tidak hanya manusia yang merasakan, satwa di lembaga konservasi juga terdampak COVID-19. Dilansir dari Merdeka.com, sejumlah Kebun Binatang diprediksi hanya mampu bertahan hingga bulan Juni 2020. Hampir semua Kebun Binatang kehilangan pemasukan sejak tutup bulan Maret. Beberapa Kebun Binatang menerapkan menu oplosan dan mengurangi jatah makan satwa atau menggunakan alternatif pakan yang lebih murah.
Pemasukan Kosong
Melemahnya sektor pariwisata dirasakan dampaknya oleh Medan Zoo sejak Maret lalu. Sebanyak 270 ekor satwa mengalami.kelaparan akibat tidak ada pemasukan selama masa pandemi COVID-19 berlangsung.
Satwa Dipaksa Puasa
Banyak satwa di Bandung Zoo terpaksa dipuasakan. Kurangnya pemasukan sejak tutup bulan Maret lalu juga memaksa pihak Kebun Binatang menerapkan sistem "Sehari Puasa, Sehari Makan." Hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku makan satwa.
Dilansir dari DetikNews.com, Harimau Benggala di Bandung Zoo, dulu mengkonsumsi 10 kg daging per dua hari jadi sehari puasa, sehari makan dengan komposisi 50% daging sapi dan 50% daging ayam. Sekarang, dikurangi menjadi 8 kg daging dengan komposisi 5 kg daging ayam dan sisanya daging sapi untuk menekan bujet pakan.
Khawatir Animal Walfare
Menurut PKBSI, terdapat hampir 5000 satwa menjadi koleksi Kebun Binatang anggotanya, beberapa diantaranya endemik Indonesia seperti orang utan, gajah Sumatera, dan Tapir. Kekhawatiran akan kesehatan satwa disejumlah Kebun Binatang di Indonesia juga dirasakan mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.Â
Sejak 21 Mei 2020 lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan menggalang dana melalui program kerja RIMTASO (Rimbawan Tanggap dan Aksi Sosial) dari Departemen Soslinhut dengan harapan menjadi wadah kepedulian kami terhadap satwa terdampak COVID-19.
"Adanya galang donasi ini menyadarkan kita sebagai mahasiswa kehutanan yang nantinya berprofesi sebagai Rimbawan untuk dapat selalu menerapkan asas animal welfare.Â
Sebetulnya, bukan hanya rimbawan yang harus care terhadap satwa, tetapi teman-teman lain pun harus ikut mensejahterakan satwa karena kita tahu bahwa satwa merupakan salah satu komponen penyeimbang ekosistem," tutur Arif Rahman Fauzi, ketua Departemen Soslinhut dari BEM Fakultas Kehutanan IPB University.
Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M. Sc. F. Trop selalu Dekan Fakultas Kehutanan periode 2015/2020 mengatakan, "Memang seharusnya, kita juga tidak melupakan bahwa satwa yang dipelihara oleh kebun binatang juga mengalami kesulitan akibat COVID-19 terutama dalam hal pemenuhan pakan. Semoga dengan adanya gerakan ini dapat membantu pemenuhan pakan satwa yang berada di kebun binatang."
Campaign Fahutan Peduli Satwa menjadi alasan bagi kami untuk membantu pihak PKBSI dan anggotanya dalam menangani Kebun Binatang terdampak COVID-19. BEM Fakultas Kehutanan menjalin kerja sama dengan pihak PKBSI.Â
Sabtu (25/07), telah dilaksanakan penyerahan donasi untuk 60 Lembaga Konservasi di seluruh Indonesia melalui Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI). Uang yang terkumpul melalui platform KitaBisa sejumlah Rp 10.549.115,00. Dengan pertimbangan biaya operasional 5% serta biaya administrasi bank, dana yang tersalurkan Rp 9.650.806,00.
Campaign Fahutan Peduli Satwa juga tidak lepas dari dukungan ketua BEM Fakultas Kehutanan, Syarif Hidayatullah. "Gerakan yang sangat mulia dari BEM Fahutan. Memang seharusnya, kita juga tidak melupakan bahwa satwa yang dipelihara oleh kebun binatang juga mengalami kesulitan COVID-19 terutama dalam hal pemenuhan pakan. Semoga dengan adanya gerakan ini dapat membantu pemenuhan pakan satwa yang berada di kebun binatang," pungkas Syarif.Â
(ziy).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H