Kecamatan Pakisaji, yang terletak di Kabupaten Malang, kini menjadi salah satu contoh kemajuan dalam sektor pertanian hortikultura melalui pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT). Â Penerapan teknologi ini berlangsung di beberapa greenhouse, khususnya di Desa Karangpandan, di mana petani mulai mengintegrasikan sistem otomatis dalam proses pertanian mereka.
Sejak tanggal 5 Juli 2023, para petani dapat memonitor dan mengelola berbagai aspek pertanian secara lebih efisien. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Avicena Sani Putera, mengungkapkan, "Dengan IoT, kapan jadwal pemupukan dan kapan jadwal menyiram, semuanya akan otomatis terekam." Teknologi ini tidak hanya membantu dalam pencatatan, tetapi juga memungkinkan petani untuk mengakses informasi penting melalui smartphone mereka.
Penerapan sistem ini telah terlihat di delapan greenhouse yang berlokasi di Pakisaji dan sekitarnya. Proses seperti penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan data yang dihasilkan oleh alat IoT. Hal ini menciptakan efisiensi yang signifikan dalam pengelolaan lahan pertanian. "Kadar kelembapan tanah dan kondisi lingkungan lainnya bisa dipantau secara real-time," tambah Avicena.
Irsan Rajamin, perwakilan dari Kemenkominfo yang bertanggung jawab atas pemasangan alat IoT, menjelaskan bahwa sistem ini dapat mengecek enam parameter penting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Parameter tersebut meliputi pH tanah, kelembapan, dan temperatur. Data tersebut dikumpulkan setiap lima menit, dan jika ada parameter yang tidak sesuai, sistem akan memberikan penyesuaian otomatis, seperti penyiraman atau pemupukan.
Namun, meskipun teknologi ini menjanjikan banyak manfaat, tantangan terbesar adalah edukasi petani. Banyak petani yang belum familiar dengan teknologi modern dan bagaimana cara kerjanya. Untuk mengatasi hal ini, pihak Kemenkominfo telah menempatkan dua pendamping di setiap lokasi untuk membantu para petani memahami penggunaan teknologi tersebut. Pendamping ini berfungsi sebagai mentor, memberikan bimbingan langsung tentang cara memanfaatkan sistem IoT untuk meningkatkan hasil pertanian.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas pertanian, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan. Dengan menggunakan teknologi, para petani di Pakisaji dapat beradaptasi dengan perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan. Keberhasilan program ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam praktik pertanian sehari-hari.
Dengan semua perkembangan ini, petani di Pakisaji berada di jalur yang tepat untuk mengubah cara mereka bertani, menjadikan pertanian hortikultura tidak hanya lebih efisien tetapi juga lebih menarik bagi generasi muda. Teknologi ini membawa harapan baru bagi pertanian di Kabupaten Malang, membuktikan bahwa dengan dukungan teknologi, sektor pertanian bisa berkembang pesat dan berkelanjutan.
Sumber :Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H