Mohon tunggu...
Ziyad Aqil Fakhri
Ziyad Aqil Fakhri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Prodi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Abi Pesantren Sulaimaniyah Aceh dalam Membangun Sikap Sosial Santri

19 Desember 2022   10:24 Diperbarui: 19 Desember 2022   10:41 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pondok Pesantren Sulaimaniyah Sultan Selahaddin Banda Aceh/dokpri

Pesantren menjadi salah satu tempat mempelajari ilmu agama. Pesantren Sulaimaniyah merupakan pesantren internasional yang berasal dari Turki. Pesantren ini didirikan salah seorang ulama tasawuf pada masa keruntuhan Kesultanan Turki Usmani. Ulama tersebut bernama Syekh Sulaiman Hilmi Tunahan. Syekh Sulaiman Hilmi Tunahan mendirikan pesantren ini dengan niat ingin menolong umat islam Turki yang sudah mulai meninggalkan ajaran islam.

Pesantren Sulaimaniyah sudah banyak yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di Aceh sendiri sudah memiliki sekitar 7 pesantren, 6 di antara nya Tahfidz (SMP Dan SMA) dan 1 untuk mahasiswa. Mereka yang belajar di pesantren ini sampai selesai akan dikirim ke Turki untuk melanjutkan studi agamanya sekitar kurang lebih 3-4 tahun. Setelah pulang dari mereka akan mendapatkan gelar Abi/Hoca. Abi panggilan ustadz untuk mereka yang baru pulang belajar ilmu agama dari Turki.

Pesantren Sulaimaniyah sama seperti pesantren lainnya yang sering menjadi kendala. Salah satu kendala dan menjadi permasalahan adalah dalam bidang pendidikan dan pembinaan para santri terutama santri mahasiswa yang sudah terbiasa hidup bebas. Pondok Pesantren Sulaimaniyah Aceh memiliki berbeda latar belakang etnis, budaya, bahasa dan pendidikan. 

Hal ini memberikan dampak yang signifikan dalam berkomunikasi dan berperilaku. Salah satu kasus yang dialami santri mahasiswa adalah ketergantungan kepada Smartphone yang mengakibatkan shalat sering terlambat dan tidak ikut berjama'ah. Jarang berkomunikasi dengan sesama temannya karena terlalu asik bermain game, serta lebih aktif di media sosial dibandingkan dengan dunia nyatanya.

Dalam melatih perilaku santri ada upaya secara bertahap untuk membentuk perilaku, mulai dari bentuk yang paling sederhana sampai bentuk yang paling kompleks. Pendidikan pondok pesantren tidak hanya mementingkan pada pengetahuan dan pengasahan otak saja, tetapi juga mementingkan pembinaan kepribadian dan karakter manusia. 

Guna membentuk kepribadian para santri di pesantren mahasiswa sulaimaniyah aceh, ada 4 ajaran tarekat Naqsyabandiyah yang harus diamalkan dengan baik oleh para santri setiap harinya yaitu, Zikir Qalbi, Rabutah, Khatim, dan Sohbet. Pesantren sulaimaniyah menerapkan prinsip hubungan adik dan kakak sehingga tidak batasan antara santri dan abi. Sedangkan dalam membentuk kepribadian para santri, mereka diharuskan mengamlkan ibadah secara terus-menerus dan mentaati peraturan-peraturan yang ada di pesantren sulaimaniyah.

Oleh : Ziyad Aqil Fakhri, Mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun