"Berhenti di sini saja mas" ucap wanita tua itu.
"Baik mbok" jawab Arif.
"Ini mas uangnya, terima saja" ucap wanita tua sambil menyodorkan selembar uang kertas lima ribuan.
"Loh  enggak usah mbok, biarkan saja, biar mbok menyimpan uang ini untuk keperluan mbok"
"Sudah mas simpan saja uang itu" ucap wanita tua sambil  berjalan pelan meninggalkan Arif.
Arif menyimpan uang itu di saku celananya. Ia berusaha menenangkan pikirannya. Setelah ia sampai di pasar, ia menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya. Dan tak lupa Arif juga menunjukkan uang pemberian dari wanita tua itu.
"Kamu memang enggak tahu atau bagaimana? Memang di jembatan Sripuani itu ada penunggunya. Katanya sosok penunggunya itu wanita tua namanya Juminten" tutur ayahnya seraya mengambil uang yang ada ditangan Arif.
"Ya sudah, uang ini simpan saja di dompetmu, jangan dipakai untuk membeli apapun" lanjut ayahnya.
"Baik, akan aku simpen ayah" jawab Arif dengan memasukkan uang itu kedalam dompet.
Setelah kejadian itu, Arif tidak pernah lagi bertemu dengan sosok wanita  tua penunggu jembatan Sripuani. Kini dagangan orang tua Arif menjadi semakin ramai didatangi pembeli yang terus berdatangan. Rupanya uang yang selama ini Arif simpan menjadi ajimat untuk melariskan dagangannya.