Sudah lebih dari satu tahun virus corona menyebar di seluruh dunia. Sejak munculnya wabah virus corona timbul berbagai permasalahan yang menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu di semua sektor. Pemerintah telah mengambil kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Salah satunya dengan memberlakukan kebijakan Social Distancing yang bertujuan dapat mengurangi penyebaran virus Covid-19, dimana masyarakat harus menjalankan aktivitas di rumah, seperti bekerja, ibadah dan belajar.
Sebelumnya pembelajaran dilakukan secara tatap muka (luring), tetapi pada masa pandemi saat ini sistem tersebut tidak berlaku lagi. Kementerian pendidikan akhirnya membuat sebuah kebijakan baru untuk membantu mengatasi pendidikan Indonesia dengan cara menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau biasa kita sebut daring. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan berbagai media pembelajaran seperti aplikasi zoom, google meet, google classroom atau media lainnya.
Penerapan kebijakan belajar online tidak menjadi masalah bagi sebagian perguruan tinggi, nemun berbeda dengan level pendidikan dasar, menengah dan atas yang secara teknis mengalami banyak kendala. Peserta didik yang tidak memiliki handphone dan harus menunggu orangtuanya pulang kerja akan ketinggalan pembelajaran ketika materi dan tugas diberikan. Selain itu banyak peserta didik yang mengeluh terutama kelas 1 yang merasa cepat bosan karena tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-temannya.
Pembelajaran di rumah memungkinkan sebagian orang tua stress dalam mendampingi anak belajar, terutama jika sambil bekerja dan memiliki anak banyak. Terutama jika mereka masih menginjak usia dini yang sifatnya energik, aktif, manja dan lainnya. Tak jarang orangtua yang sibuk sehingga memberikan pendampingan belajar yang salah kepada anaknya seperti mengancam, memarahi bahkan memakai cara kekerasan. Walaupun menurut orangtua itu cara yang baik supaya anak menjadi disiplin, tetapi tidak bagi psikologis anak. Anak akan menjadi penakut, pemalu, pediam bahkan yang paling parah memiliki sifat pendedam dan akan memberontak kepada siapapun.
Nah, agar semua proses belajar tetap efektif dan orangtua tidak salah dalam mendampingi anak belajar, berikut beberapa tips yang bisa orangtua lakukan untuk mendampingi anak belajar selama pandemi.
Pahami kebiasaan belajar anak
Pada umumnya anak-anak dapat mempertahankan konsentrasi penuh selama kurang lebih 10 hingga 30 menit, saat anak mulai kelihatan bosan sebaiknya jangan dipaksakan untuk fokus belajar dan berikan jeda sejenak agar anak bisa istirahat.
Membuat jadwal harian
Membuat jadwal harian akan membantu orang tua menetapkan kegiatan. Jadwal ini berisikan kegiatan dalam sehari mulai dari bangun tidur hingga waktu tidur lagi. Ketika kegiatan sudah selesai dilaksanakan centang pada jadwal harian. Jadwal harian ini sebisa mungkin ditaati oleh orang tua dan anak, tetapi ada kemungkinan perubahan jadwal secara mendadak. Hal itu disebabkan oleh kondisi anak yang dalam keadaan bosan atau tidak tertarik untuk belajar.
Membuat suasana belajar menjadi nyaman
Pilihlah ruangan yang nyaman untuk anak, pastikan ruangan cukup terang dan suhu ruangan tidak terlalu dingin ataupun panas, jauhkan dari kebisingan dan hindarkan dari benda yang bisa membuat anak tidak fokus dalam belajar seperti televisi, gadget, dan mainan. Sebisa mungkin membuat suasana ruangan yang dapat mendukung perkembangan anak.
Pahami gaya belajar anak
Memahami gaya belajar sangat penting dilakukan untuk mengefektifkan waktu belajar, beberapa gaya belajar anak yang dimaksud adalah:
1. Gaya belajar visual, pada umumnya anak dengan gaya belajar tersebut memiliki kemampuan tinggi dalam mengeja, suka membaca, melakukan observasi serta menggunakan gambar untuk mengingat sesuatu
2. Gaya belajar auditori, anak dengan gaya belajar tipe ini biasanya mudah sekali terganggu dengan suara saat belajar, suka membaca buku dengan bersuara atau bergumam, serta mudah mengingat sesuatu dalam bentuk langkah berurutan.
3. Gaya belajar kinestetik, biasanya anak terlihat gelisah saat belajar, suka menggerakkan tangan, kaki atau memutar pensil. Karena dengan cara tersebut anak akan mudah mengingat.
Menjaga perilaku saat mendampingi anak belajar
Jadilah contoh yang baik untuk anak. Setiap hal yang dilakukan dan dikatakan akan mempengaruh sikap anak dalam belajar bahkan sifat dikesehariannya. Sifat buruk yang dimiliki orangtua dapat mengganggu proses belajar.
Memberikan apresiasi
Sesekali orang tua memberikan apresiasi kepada anak untuk menjadikan motivasi belajar. Apresiasi tersebut dapat berupa hadih kecil, pujian, menambah waktu istirahat atau memberikan cemilan. Tetapi apresiasi yang diberikan sebaiknya dibatasi dan jangan terlalu berlebihan.
Oleh sebab itu, cara orangtua dalam mendampingi anak harus diubah dan harus berhati-hati dalam melakukan pendampingan selama pandemi. Itulah beberapa tips orangtua dalam mendampingi buah kecilnya selama pandemi. Tentu masih banyak lagi cara yang bisa kita gunakan untuk mendampingi anak selama belajar. Meski begitu ayah dan bunda tetap tidak boleh melupakan protokol kesehatan selama pembelajaran, selalu ingat 3M; Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H