Mohon tunggu...
Zipora Kristanti Wibowo
Zipora Kristanti Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS

Mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembahasan Etis: Fans Ricuh, Idol Harus Apa?

24 November 2022   16:17 Diperbarui: 25 November 2022   11:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"NCT 127 2nd Tour Neo City Jakarta-The Link"

Manusia yang bebas juga adalah orang yang dengan bebas dapat mengarahkan hidupnya, tanpa memiliki tekanan dalam batinya, ini dinamakan kebebasan psikologis. Kebebasan dalam manusia berkaitan dengan manusia yang memiliki rasio, yang secara sadar dapat berpikir sebelum bertindak. Manusia mampu berpikir untuk secara bebas pula berkata ya untuk sesuatu yang dia kehendaki, dan tidak pada sesuatu yang tidak dikehendaki.

Serta segala kebebasan lain yang ada adalah kebebasan esktensial, dimana kehidupan setiap diri dari manusia tidak dijalankan oleh siapapun selain orang itu sendiri. Kebebasan ini mencakup seluruh eksistensi manusia. Bahwa manusia memiliki dirinya sendiri.

Segala kebebasan yang ada dalam diri manusia ada namun tak berarti lepas dari tanggung jawab yang dimilikinya. Kebebasan dan tanggung jawab adalah dua hal yang saling berkaitan, tidak betolak belakang, dan kedua ungkapan ini mengandung pengertian yang terkandung satu sama lain. Tanggung jawab berarti tidak boleh mengelak atas segala perbuatan yang dilakukannya. Setiap manusia bertanggung jawab atas sesuatu yang dilakukannya, begitu pula sebaliknya, orang yang tidak memiliki penyebab atas sebuah perbuatan tidak bertanggung jawab atas hal tersebut.

 

"Kebebasan Harus Disertai Pemenuhan Tanggung Jawab"

Setelah melihat seluruh kejadian yang telah terjadi, pada dasarnya pemikiran yang muncul adalah "Mengapa sebuah kebebasan yang sudah diberikan tidak dilaksanakan dan dipergunakan dengan baik?". Berakhir dengan adanya kekecewaan atas perbuatan yang dilakukan oleh pribadi itu sendiri. Kejadian ini sama seperti kericuhan yang terjadi di konser NCT 127 lalu. Kebebasan telah membuat individu melupakan tanggung jawabnya.

Setiap manusia, individu, pribadi, termasuk juga menjadi apapun mereka, baik menjadi penggemar dari sebuah idola tertentu, semuanya memiliki kebebasan. Kebebasan untuk memilih menggemari idola siapa, kebebasan menentukan alasan apa yang menjadikan mereka sebagai penggemar, motivasi apa yang ada saat menjadi penggemar, kebebasan ini pula yang ada untuk dapat menikmati karya yang dibuat oleh idolanya. Namun yang terpenting, manusia juga punya kebebasan dalam berpikir dengan rasio yang dimiliki, kebebasan psikologis yang ada dalam dirinya. Seluruh penonton seharusnya memiliki pemikiran atas itu, bebas memilih tindakan apa yang akan ia lakukan berdasarkan rasio, sekali lagi, seharusnya.

Manusia pada umumnya melakukan apa yang "dianggap"nya benar, atau apa yang "diinginkan"nya untuk menjadi benar. Namun itu tidak sesuai dengan konsep etis, manusia punya kebebasan namun tanggung jawab perlu untuk dipenuhi. Manusia sebagai individu berasio memiliki akal untuk bisa menentukan, kebebasan mana yang sebaiknya dia miliki, laksanakan, dan juga maknai dalam kegiatan yang dilakukan kesehariannya, tak terkecuali saat menjadi penonton di pertunjukan manapun.

Mereka yang memiliki keinginan besar untuk melihat, mendengar dengan jelas, dan berada dekat dengan idola adalah hal yang wajar, namun tidak menjadi wajar jika kebebasan untuk dekat dengan idola menjadikan kita lupa akan tanggung jawab, bahwa ada hak lain yang harus dipenuhi selain hak yang kita miliki. Kita manusia berakal dan hidup dengan banyak akal lain di sekitar kita. Maka hidup di dunia sebagai seorang manusia harus memanusiakan orang lain, itu salah satu bentuk tanggung jawab yang dapat direalisasikan.

Bebas bukan berarti sewenang-wenang. Bebas dalam bepikir dengan jernih, bebas mendapat hak, dan bertanggung jawab akan kebebasan yang dimiliki. Kericuhan ini menjadi salah satu bukti bahwa manusia selalu ingin bebas melakukan yang diinginkan untuk mendapatkan sesuatu, saat menginginkan sesuatu, dan bahkan melupakan kebebasan manusia lain untuk mendapatkan hal yang sama sebagai haknya. Manusia memang sulit adil pada diri sendiri, apalagi orang lain.

Keputusan untuk membawa kericuhan adalah suatu hal yang salah, namun keputusan untuk memperbaiki di hari kedua konser bisa dibilang jalan keluar yang baik. Ini dapat dikatakan sebagai tanggung jawab yang dilakukan atas segala yang dilakukan, menerima konsekuensi dan berani mengungkapkan kesalahan. Pilihan yang tepat untuk mengakhiri kebebasan yang tak aturan dengan melaksanakan tanggung jawab sebagai gantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun