Mohon tunggu...
Gunawan Junaedi
Gunawan Junaedi Mohon Tunggu... Lainnya - Komisaris Property

ingin semakin bisa berkaca diri setiap saat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suhu Udara

14 Agustus 2024   16:01 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:05 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warganet lain juga menyebutkan, suhu di Bandung, Jawa Barat bisa mencapai 15 derajat Celsius dan Kediri, Jawa Timur mencapai 19 derajat Celsius. 

Lantas, mengapa suhu dingin kembali terjadi pada Agustus 2024?

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) Guswanto mengatakan, penyebab suhu dingin pada Agustus 2024 disebabkan oleh angin Monsun Australia. 

Angin tersebut bertiup menuju benua Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut yang relatif lebih rendah atau dingin. 

"Angin Monsun Australia ini bersifat kering dan sedikit membawa uap air, apalagi pada malam hari di saat suhu mencapai titik minimumnya,"

"Selanjutnya mengakibatkan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia terutama wilayah bagian selatan Khatulistiwa, seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terasa lebih dingin. Orang Jawa menyebutnya mbedhidhing," tambahnya. 

Selain angin Monsun Australia, suhu dingin juga disebabkan oleh posisi geografis, kondisi topografi, ketinggian wilayah, dan kelembapan udara yang relatif kering. 

Pada Juli-Agustus 2024, posisi sudut datang dari sinar Matahari berada di posisi terjauh dari Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan Khatulistiwa sehingga suhu terasa begitu dingin. 

Selain itu, Guswanto menambahkan, kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan Bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan. 

Kondisi tersebut menyebabkan suhu di Bumi turun secara signifikan ditambah angin tenang ketika malam hari yang menghambat pencampuran udara sehingga udara dingin terperangkap di permukaan Bumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun