Platform online shop, food delivery order, dan transportasi online semakin diminati oleh masyarakat. Masyarakat lebih banyak dan lebih tertarik berbelanja atau memesan barang secara daring daripada berbelanja secara langsung di lokasi.Â
Meningkatnya kemajuan teknologi ditambah munculnya pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pertumbuhan e-commerce di Indonesia dan meningkatkan konsumsi masyarakat di platform digital. Tidak jarang juga ditemukan offline store yang merambah ke online store untuk ikut menjual barang dagangannya.Â
Alasan konsumen memilih berbelanja secara online yaitu karena banyak promo dan diskon, harga lebih murah, lebih banyak waktu dalam memilih barang yang diinginkan karena terkadang saat berbelanja secara langsung kita seperti diburu waktu, dan lebih banyak jenis barang-barang yang tidak kita temui di toko offline terdekat.Â
Pengalaman yang pernah saya alami yaitu ketika saya berada di kota Temanggung dan ingin berbelanja flatshoes. Ternyata, dibeberapa toko yang saya datangi tidak menemukan satupun flatshoes yang mencuri perhatian saya.Â
Tetapi, di online shop, banyak model flatshoes yang bisa saya pilih, dengan harga yang bisa menyesuaikan isi dompet ditambah diskon pula, dan toko itu kebanyakan berada diluar kota seperti Jakarta, Tangerang, dan kota lainnya. Hanya perlu kurang dari seminggu, barang yang diinginkan dari toko yang jauh dari jangkauan sampai ke tangan.
Dengan adanya contoh diatas, maka contoh diatas menurut saya masuk dalam contoh dari teori masyarakat jaringan. Karena, secara tidak langsung kehidupan masyarakat bergantung pada pemanfaatan teknologi yang berkembang pada saat ini (mulai dari  online shop,  food delivery order, hingga transportasi online), atau sekedar bertukar kabar, memperoleh informasi terkini, dan kegiatan lainnya.Â
Selain itu, Pandemi Covid-19 yang melanda memiliki dampak dimana semakin banyaknya offline store yang merambah membuka online store, agar tetap mendapat pemasukan, hal sesuai dengan teori masyarakat jaringan dimana kegiatan ekonomi mulai dari produksi, konsumsi, distribusi, dan penopangnya (modal, tenaga kerja, bahan material, manajemen, informasi, teknologi dan pasar) dioperasikan secara global baik secara langsung maupun jaringan.
Saya mengenal teori masyarakat jaringan dari jurnal yang berjudul "Memahami ACFTA Dari Perspektif 'Masyarakat Jaringan'". Manuel Castells berpandangan bahwa kemajuan dari teknologi informasi saat ini telah mengubah ekonomi, masyarakat, dan negara. Menurut Castells, ekonomi di era saat ini mempunyai ciri informatif, global, dan bersifat jaringan.
Bercirikan informatif karena daya saing semua unit ekonomi --baik induvidu, perusahaan, negara, maupun kawasan- semuanya diproses dengan basis informasi. Ekonomi di era saat ini juga bersifat global mengingat kegiatan ekonomi mulai dari produksi, konsumsi, distribusi, dan penopangnya (modal, tenaga kerja, bahan material, manajemen, informasi, teknologi dan pasar) dioperasikan secara global baik secara langsung maupun jaringan.
Menurut pemahaman saya, kemajuan teknologi informasi membawa dampak bagi masyarakat dan negara, termasuk di bidang ekonomi. Hampir seluruh aktivitas perekonomian bergantung pada teknologi informasi. Teknologi informasi telah memberikan efek atau dampak pada semua bidang kegiatan manusia.Â
Masyarakat jaringan sendiri adalah struktur sosial yang dipengaruhi oleh jejaring dan dioperasikan oleh teknologi informasi dan komunikasi. Artinya, masyarakat yang memanfaatkan sistem jaringan dalam hal apa saja, termasuk pada sistem ekonomi dan hal ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan.