Mohon tunggu...
Zilyanadelia WVN
Zilyanadelia WVN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Zilyanadelia Wahyu Veronellita Nurdin

Halo, selamat membaca dan semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Cara Mengatasi Perilaku Agresi dan Kekerasan pada Anak

9 November 2022   21:07 Diperbarui: 9 November 2022   21:10 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda tahu perilaku agresi dan kekerasan ini merupakan hal yang berbeda. Namun, biasanya orang-orang mengartikan keduanya itu sama. Yang membedakan antara perilaku agresi dan kekerasan yaitu dalam bentuk dan motivasinya. Secara tipikal, agresi diartikan dengan bentuk perilaku untuk menyakiti atau merugikan seseorang yang bertentangan dengan orang tersebut.

Agresif menyertakan setiap bentuk penyiksaan termasuk penyiksaan psikologis maupun emosional. Contohnya seperti menakut-nakuti, mempermalukan maupun mengancam. Sedangkan kekerasan diartikan sebagai tindakan yang mana terdapat usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk melukai atau mencederai secara fisik dan apabila tidak disengaja maka tidak termasuk dalam kategori kekerasan.

Perilaku agresi ini terdapat beberapa jenis atau macamnya, di antaranya yaitu ada agresi terbuka (langsung) dan agresi relasional (tidak langsung) serta agresi reaktif dan agresi proaktif.

1. Agresi terbuka dan agresi relasional

Agresi terbuka atau langsung mengarah pada perilaku yang secara terbuka diarahkan pada orang lain dengan tujuan menyebabkan kerugian fisik maupun psikologis, atau memaksa melakukan yang seharusnya tidak dilakukan. Misalnya mendorong, menendang, dan mengancam. Sedangkan agresi relasional atau tidak langsung sebaliknya, mengacu pada tindakan yang bermaksud merusak status sosial, persahabatan, atau hubungan dengan orang lain. Misalnya menyebarkan desas-desus, gosip negatif, dan pengucilan.

2. Agresi reaktif dan agresi proaktif

Agreasi reaktif mencantumkan tanggapan terhadap provokasi atau ancaman dan umum ya disertai dengan emosi ketakutan dan kemarahan. Hal tersebut bisa diartikan dengan pembalasan. Sedangkan agresi proaktif merupakan serangan yang bertujuan dan terarah atau ancaman serangan kepada orang-orang.

Tujuan agresi proaktif ini mengambil barang orang lain (mencuri/merampok), mengendalikan perilaku orang lain (pemaksaan), dan menjatuhkan hukuman atas kesalahan yang pernah dirasakan sebelumnya (balas dendam).

Nah, bagaimana cara menyikapi perilaku agresi dan kekerasan pada anak? Perilaku agresi pada anak dapat diatasi atau dikurangi bahkan dapat dihilangkan. Agar anak terlepas dari perilaku agresif maka diperlukan teknik dan pendekatan yang komprehensif dan koordinatif. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menangani perilaku agresif dan kekerasan pada anak yaitu:

1. Memahami dan menerima pribadi anak

Pemahaman pada anak merupakan hal yang tidak ada habisnya, apalagi pemahaman pada anak agresif yang membutuhkan bantuan. Pemahaman dan penerimaan akan mengembangkan sikap simpati dan empati pada orang lain. Hal tersebut dapat menjadi modal jntuk mengarahkan perilaku anak kepada arah yang nonagresif.

2. Ciptakan PAKEM

PAKEM atau singkatan dari pembelajaran aktif, kratif, efektif, dan menyenangkan akan tumbuh apabila dengan program pembelajaran yang fleksibel dengan menyesuaikan kemampuan tiap anak, kenyamanan, dan menyenangkan.

3. Melakukan catharsis

Melakukan cartasis merupakan penyaluran perilaku agresif ke aktivitas yang lebih positif, misalnya seperti anak yang suka menendang atau memukul temannya, merusak sesuatu di sekitarnya, maka kita arahkan dan beri motivasi anak untuk melakukan kegiatan seperti bermain drama, sepak bola, bola volly, dan lain lain. 

Anak yang suka memaki-maki, marah yang tak terkendalikan, menghina, serta mencemooh orang lain maka dapat diarahkan pada aktivitas yang positif seperti bermain peran/drama, bernyanyi, membaca puisi, bercerita, dan sebagainya. Dengan mengganti kegiatan positif seperti tadi maka akan membuat anak merasa puas dan energi agresifnya akan tersalurkan sehingga bebas dari membahayakan dirinya atau orang lain.

4. Menciptakan lingkungan nonagresif

Untuk mengurangi tumbuhnya sikap agresif pada anak maka diperlukan hal yang membebaskan lingkungan sekitar dari perilaku agresif dan menghilangkan rangsangan yang dapat menimbulkan perilaku agresif. 

Contohnya seperti menghilangkan tontonan dan bacaan yang memperlihatkan kekerasan, kesadisan, kebrutalan, dan sebagainya terutama pada film atau adegan yang ada pada televisi, komik, maupun bacaan lainnya.

5. Mengembangkan sikap empati

Anak akan merasa sangat agresif apabila ia tidak merasa empati kepada korbannya. Anak bisa saja tidak merasa menderita meskipun telah merugikan orang lain (berperilaku agresif). 

Untuk menghindari hal tersebut maka harus menanamkan serta mengembangkan sikap empati dengan cara seperti menunjukkan konsekuensi yang berbahaya dari tindakan agresif yang mereka lakukan dan menempatkan anak di tempat kejadian atau membayangkan bagaimana rasanya ketika mereka yang menjadi korban.

6. Hukuman

Sebaiknya pendekatan dengan cara hukuman dihindari, namun apabila pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan tadi tidak efektif, maka dapat melakukan dengan memberi hukuman yang bersifat mendidik dan manusiawi, tidak emosional, dan tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun