Mohon tunggu...
Zilyanadelia WVN
Zilyanadelia WVN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Zilyanadelia Wahyu Veronellita Nurdin

Halo, selamat membaca dan semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketahui Dampak Kelekatan Anak di TPA (Tempat Penitipan Anak)

27 Oktober 2022   17:15 Diperbarui: 27 Oktober 2022   17:21 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah teman teman tahu bahwa keluarga, pengasuh, bahkan orang terdekat misalnya saudara, kakek atau nenek mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan sang anak, khususnya pada awal kehidupan mereka mulai usia 0-6 tahun.

Perlu diketahui juga bahwa melakukan interaksi awal pada bayi harus berjalan dengan baik. Mengapa? Karena hal tersebut mempengaruhi seperti apa otak anak bekerja. 

Jika terjalin hubungan yang baik makan akan menghasilkan emosi dan keterampilan berpikir yang baik pula. Selain itu, pola pengasuhan yang diberikan pada anak akan mempengaruhi konsep dan kompleksitas diri pada anak, apalagi ketika anak mulai menginjak usia remaja.

Terkadang anak biasanya diasuh langsung oleh ibunya, namun tak banyak juga anak yang diasuh selain dengan ibunya. Anak bisa saja diasuh dengan keluarga terdekat seperti kakek atau nenek, atau bisa juga ditempatkan pada taman penitipan anak (TPA). 

Dengan pola pengasuhan tersebut atau anak tidak langsung diasuh dengan ibunya maka akan menimbulkan banyak kekhawatiran pada perkembangan anak. 

Felfe dan Gallen mengatakan “bahwa pengasuhan yang dilakukan bukan oleh orang tua akan menghambat kelekatan antara anak dengan orang tua, selain itu juga akan berdampak pada perkembangan sosial dan emosional anak” selain itu, Herbs juga mengatakan bahwa anak yang tidak diasuh langsung dengan ibunya, makan akan mempengaruhi anak, misalnya pada kemampuan membaca dan belajar yang lebih rendah daripada biasanya dan mempunyai sikap dan juga keagretifitas.

Apakah teman teman tahu? Perkembangan sosial dan emosional anak yang diasuh atau dititipkan di taman penitipan anak akan membuat efek yang mana perkembangannya lebih baik daripada anak yang diasuh di rumah karena di penitipan anak. 

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal tersebut bisa terjadi karena anak mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan temannya atau dengan anak lain dan juga orang dewasa atau pengasuhnya. 

Namun, hal tersebut lebih baik karena kualitas yang dimiliki oleh tempat penitipan anak ini bagus. Jika tempat penitipan anak ini buruk atau memiliki pola asuh yang buruk, maka akan berpengaruh pada anak. Selain itu, buruknya pengasuhan juga bisa disebabkan oleh karakter pribadi pada anak seperti umur, tempramen, dan latar belakang keluarga.

Pengasuhan yang baik, siapapun pengasuhnya akan membuat anak mengalami perkembangan dari segi kognitif dan bahasa yang cenderung berprestasi di sekolah. 

Apa maksud dari pengasuhan yang baik? Maksudnya adalah pengasuhan yang peduli atau memperhatikan kebutuhan anak, merespon bahasa lisan anak, bahasa tubuh, atau petunjuk petunjuk lain yang dilakukan oleh sang anak, merangsang ketertarikan anak, peduli, dan mendukung anak. Lalu jika anak dibesarkan dalam pengasuhan yang buruk atau kurang baik, maka akan menghasilkan anak yang tidak penurut dan agresif.

Nah, daritadi membahas terkait taman penitipan anak atau yang biasa disingkat TPA. Apakah teman teman tahu apa itu taman penitipan anak? Taman penitipan anak merupakan program kesejahteraan anak yang dapat menyelenggarakan layanan PAUD secara terintegritas dengan perawatan dan pengasuhan anak sejak usia 3 bulan sampai 6 tahun dalam UU No.21 tahun 2003 pasal 28. 

Taman penitipan anak ini bersifat holistic dan integratif. Apa itu holistic? Artinya yaitu menyeluruh, atau maksudnya adalah taman penitipan anak ini sudah harus memenuhi seluruh kebutuhan anak mulai dari kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan.

Dalam melihat kualitas layanan TPA bisa dilihat dari peran pengasuh dalam menstimulus perkembangan sang anak. Sama seperti hubungan anatara orang tua dengan anak, salah satu pokok pentitng dalam hubungan antara pengasuh dengan anak di TPA yaitu kelekatan. 

Dalam proses pembetukan kelekatan maka harus dilakukan atas dasar pada keyakinan anak pada penerimaan lingkungan yang akan mengembangkan kelekatan yang aman dan dapat mengembangan rasa percaya pada orang tua dan lingkngan. 

Jika hal tersebut dilakukan atau telaksana, maka akan membawa efek positif dalam proses perkembangannya, anak yang mempunyai kelekatan yang aman akan menunjukkan kompetensi sosial yang baik pada masa kanak kanak. Selain itu juga, anak akan lebih mampu membina hubungan persahabtan, interaksi yang harmonis, tidak mendominasi, dan lebiih responsif.

Kelekatan tertuju pada ikatan khusus yang dibuat oleh kualitas hubungan yang unik antara ibu dengan anaknya atau antara anak dengan pengasuhnya. Kelekatan ini memiliki makna yaitu merupakan suatu ikatan emosional yang kuat lalu dikembangkan oleh anak melalui inetraksinya dengan orang orang yang ada di dalam kehidupannya.

Terdapat kelekatan yang terjadi antara anak dengan pengasuh apabila mempunyai kelekatan fisik dengan seseorang, lalu menjadi cemas ketika berpisah dengan pengasuhnya, menjadi senang dan gembira apabila pengasuh kembali pada anak, dan orientasinya tetap pada pengasuh yang lekat walaupun sedang tidak melakukan informasi. 

Lalu sebaliknya, jika pengasuh tidak menyenangkan makan akan membuat anak menjadi tidak percaya dan mengembangkan kelekatan yang tidak aman. Lalu jika hal tersebut terjadi maka anak akan mengalami gangguan kelekatan.

Apa dampak anak yang mengalami gangguan kelekatan? Anak yang mengalami gangguan kelekatan ini akan mengalami masalah dalam hubungan sosial. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena bisa saja orang tua juga mengalami hal yang sama sewaktu masa kecilnya.

Pengasuh yang menjadi pengganti ibu sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Anak yang diasuh oleh pengasuh yang mempunyai pendidikan rendah akan berisiko menurunkan perkembangan anak. 

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal tersebut bisa terjadi karena dugaan yang telah diteliti dan menyebutkan bahwa pengalihan pengasuhan anak pada nenek yang mempunyai pendidikan rendah berpengaruh pada perkembangan kognitifnya.

 

Daftar Rujukan:

Puspita, Heni. “Kelekatan Anak Dengan Pengasuh Tempat Penitipan Anak.” Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini 6, no. 1 (2019): 49–55. https://doi.org/10.21107/pgpaudtrunojoyo.v6i1.5374.

Suzy Aryanti. “Kelekatan Dalam Perkembangan Anak.” Tarbawiyah 12, no. 2 (2015): 245–58.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun