Warga Batang yang sebagian besarnya adalah nelayan dan petani telah berjuang selama lima tahun untuk menentang proyek pembangunan PLTU Batang, yang disebut oleh aktivis sebagai "proyek kotor".
Penentangan warga mendapat dukungan dari lembaga aktivis Greenpeace, Walhi dan Jatama yang juga pernah menduduki alat berat yang beroperasi di perairan Roban Timur.
Ditemukan fakta PLTU Batang dibangun di kawasan konservasi perairan yang kaya akan ikan dan terumbu karang.
Disebutkan dalam laporan Greenpeace, PLTU Batang menjadi pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Asia Tenggara yang dibangun di tanah seluas 226 hektar dan "memangsa" lahan pertanian dan perkebunan produktif.
"Yang mengejutkan adalah PLTU ini akan dibangun di Kawasan Konservasi Laut Daerah Ujungnegoro - Roban, yang merupakan kawasan kaya ikan dan terumbu karang," tulisan laporan Greenpeace pada bulan Maret 2017.
Di film tersebut seorang nelayan geram sesaat setelah Presiden Joko Widodo meresmikan proyek pembangunan PLTU Batang. "Bila PLTU berdiri, anakku mau dibawa ke mana? Tak ada tempat lagi di Indonesia," ujar nelayan sambil menahan amarah dan air matanya.
"Gara-gara orang pintar, gunung dijual, laut ditanami besi."
Menurut aku ini adalah film dan isu rekomended ya g layak ditonton di tahun 2019 ini. Kabarnya ada ngebahas soal sisi gelap kubu Jokowi dan kubu Prabowo-Sandi. Apa kaitannya ya sama Pilpres 2019? Konon ada yg bilang; "jangan milih, sebelum nonton film ini"!Â
Uniknya film ini tidak tayang di bioskop guys. Jadi kalo mau nonton kamu bisa nonton bareng organisasi atau komunitas yang menyelenggarakannya di kotamu masing-masing. Penasarankan?
Sumber:
www.pantau.com
bpmfpijar.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H