Indonesia termasuk negara yang terkena inflasi kemajuan teknologi yang sudah tidak terbendung. Bukan hanya sekedar informasi, sektor transportasi tak lekang ikut bertransformasi. Terlihat dari maraknya platform transportasi berbasis online yang kini banyak bermunculan dan bertebaran dibeberapa jejaring sosial media. Sepeti iklan di Instagram, Twitter, Facebook dan masih banyak lainnya.
Mengingat, industri startup transportasi belum lama tenarnya di Indonesia. Saat itu hanya ada beberapa platform aplikasi saja yang beredar dimasyarakat. Sebut saja Grab, salah satu dari banyaknya platform aplikasi transportasi berbasis online saat ini. Platform yang bermarkas di Singapura ini juga termasuk yang paling sering digunakan di Asia Tenggara. Fasilitas dan layanan didalamnya seakan sudah ramah untuk kita semua. Mulai dari usia muda hingga dewasa.
Tidak dapat dipungkiri kehadrian Grab dapat dikatan sangat membantu aktivitas kita sehari-hari, baik dalam mobilisasi ataupun perkerjaan urusan perut sekalipun, semua dapat dilakukannya berkat fasilitas dan fitur-fitur aplikasinya yang useable. Bahkan dapat dikatakan, jika tanpa adanya Grab pada masa sekarang tentunya mobilisasi akan sangat susah dan serba terbatas. Oleh karenanya Grab menjadi solusi, dan menjadi Aplikasi Untuk Semua.
Sempat terlintas dalam benak penulis ditengah kemudahan dalam aksesnya, apakah Grab sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan? Apakah Grab benar-benar sudah menjadi sesuatu yang berjuluk Super App? Dan apakah Grab memang pantas menjadi andalah yang #selalubisa ?
Awalnya penulis ragu aakan hal tersebut, karena pada kenyataannya, diantara kemajemukan penduduk Negeri ini yang super banyak, dan beraneka ragam. Pasti ada disuatu sudut kota yang belum bisa menikmati fasilitas tersebut, bahkan mungkin mendengar namanya saja masih asing. Ditambah lagi dalam kehidupan tentunya tidak semua manusia terlahir sempurna, semua manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Dan sekali lagi, apakah Super App ini sudah bisa menjangkau sampai kapada hal paling fundamental sekalipun, dengan kata lain, bagaimana seorang difabel juga bisa merasakan kehadiran Grab?
Mungkin itulah sesuatu yang menyentil bagi penulis, pasalnya tidak bisa dipungkiri dizaman yang serba modern ini masih banyak orang yang belum bisa merdeka, bukan tentang bagaimana mereka akan makan esok hari, atau sekedar menikmati eksplorisasi menggunakan transportasi online.
Lebih dari itu tentunya kita sebagai manusia yang tidak diberikan anugerah tersebut, seharusnya bisa turun tangan dalam membantu sesame manusia yang kesusahan, ataupun keterbatasan. Maka berangkat dari asas kepedulian sesama makhluk hidup, penulis menulisan tulisan ini dan semoga dapat menjadi sebuah harapan atau harapan baru bagi yang tersebut diatas.
***
Beberapa waktu lalu, tepatnya 11 Oktober 2018, Grab Super App meluncurkan fitur baru yaitu GrabGrak. Hal ini menjadi mungkin menjadi jawaban terkait pertanyaan penulis, yaitu demi memaksimalkan layanan untuk semua kalangan.
Pada peluncuran kali ini di DI (Daerah Istimewa) Yogyakarta yang selanjutkan didaerah Semarang dan Medan pada tanggal 24 September 2000. Kemudian tak lama sebelum itu, tepatnya pada 23- 30 September, Grab mengumumkan kerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) di Indonesia, Malaysia Federation of the Deaf, Singapore Association of the Deaf, dan National Association of the Deaf Thailand untuk meningkatkan penerapan serta advokasi pentingnya inklusivitas untuk mendukung teman tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran di Asia Tenggara.
Dalam data yang penulis kutip dari beberapa situs tersebut, artinya pihak grab sangat berkeinginan mencoba untuk bisa mengembangkan sayap lebarnya hingga kepada hal yang sangat fundamental tersebut. sebagai buktinya, grab sudah merekrut tidak kurang dari 700 orang penyandang disabelitas di Asia Tenggara untuk menjadi Mitra.
Dengan kata lain, Grab benar-benar menjelma sebagai Super App yang #selalubisa diandalkan, dengan cara merekrut para penyandang disabelitas. Hal ini membuat para penyandang tersebut merasa masih bisa bekerja, menafkahi keluarga, dan tidak hanya bergantung pada nikmat yang sudah Tuhan berikan kepadanya.
Fitur ini sangat-sangat membantu, dimana dewasa ini, mungkin sudah banyak orang yang tidak peduli sesama makhluk, tapi dengan beda Grab memberi jalan tengah lain, hal ini tentunya akan menjadi nilai penting yang tidak dimiliki oleh perusahaan Startup lainnya, dan memungkin akan menjadi inovasi bagi aplikasi lain.
Namun, jawaban diataslah belumlah membuat benak penulis puas, sebab tadi ada 2 pertanyaan fundamental yang penulis sangat ingin tanyakan pada pihak Grab.
Sebagai manusia yang berpikir, tentunya kita tidak boleh puas oleh prestasi dan inovasi. Oleh karenanya, penulis menanyakan dan memandang, bagaimana langkah Grab Super App dalam menjamah orang-orang yang belum mungkin belum tersentuh teknologi.
Sebetulnya ini bukan hanya pertanyaan untuk Grab Super App, tapi umumnya bagi kita semua seluruh masyarakat negeri ini.
Marilah, kita sama-sama berinovasi dalam membantu sesama makhluk lainnya, seperti halnya yang sudah Grab Super App contohkan kepada kita.
Mungkin kedepan akan ada banyak terobosan baru, inovasi baru dan jalan tengah lainnya yang bersifat inklusif bagi kemaslahatan bersama.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H