Data statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ada 19 ribu orang Aceh miskin pada bulan September 2020. Secara persentase, angka kemiskinan di Aceh sebesar 15,43% atau tertinggi di Sumatera. Sementara itu penjualan sepeda motor di Aceh awal tahun 2021 masih tinggi. Pada bulan Januari 2021 jumlah penjualan mencapai 9.128 unit, naik sebesar 15,13 persen, dibandingkan penjualan bulan Desember 2020 lalu, hanya sebanyak 7.928 unit kenderaan bermotor baru, dari berbagai jenis dan tipe. Berdasarkan data yang disajikan oleh Serambi Indonesia dalam rapat terpadu tim Samsat Aceh pada tahun 2020, jumlah kendaraan yang laku dari berbagai tipe di atas 100.000 unit (sumber: Serambi Indonesia edisi 12 Februari 2021). Angka yang sangat fantastis di Aceh yang dijuluki Propinsi termiskin di Sumatera.
Kemiskinan Berdasarkan Realitas
Orang bisa saja berasumsi, bahwa Aceh hebat, Aceh kaya, laut, gunung semua milik Aceh, namun apa boleh dikata, data BPS mengatakan bahwa Aceh merupakan provinsi termiskin di Sumatera. Miskin-miskin orang Aceh, belum ada yang tinggal di bawah kolong jembatan. Rumah boleh saja Jambo (gubuk) namun pasti ada satu atau dua binatang ternak, ada si are (satu petak) tanah sawah. Ditambah lagi pada perhelatan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh, orang Aceh tentu berlomba-lomba memeriahkannya dengan Khanduri Maulid. Semiskin-miskin orang Aceh, sudah barang tentu dibawakan dua atau tiga nasi bungkus ke Meunasah (mushalla). Itulah Aceh, Miskin berdasarkan Data, Kaya Berdasarkan Realitas.Â
Mungkin saja orang Aceh banyak mengurus surat miskin, agar dapat bantuan Covid atau modal usaha dari pemerintah karena terdampak pandemi Covid-19. Ini mungkin yang menjadi data sehingga Aceh masuk dalam kalender Provinsi nomor satu termiskin dari bawah.Â
Dalam sebuah tatanan keluarga di Aceh, sudah tentu memiliki satu unit sepeda motor walaupun bekas, Hp pun Android, apalagi generasi millenial, pasti mereka gak mau kalah sama teman-teman nya agar memiliki sepeda motor maupun Android. Yang demikian sudah menjadi kebutuhan pokok keseharian dalam masyarakat maupun pendidikan. Bantuan dari berbagai Negara untuk Aceh pasca rehab rekon, tentu menjadi modal utama bagi Aceh bangkit dari ketertinggalan pasca 30 tahun berkonflik dengan pemerintah RI.
Harapan terbesar Aceh ada dipundak Orang Aceh, Masyarakat, terima sekali Pemangku Kebijakan agar lebih pro aktif membina dan mengedukasi rakyat Aceh dengan mengembalikan Marwah Aceh sebagai Daerah Modal tempo dulu.Â
Inilah Aceh, pernah menyandang Indeks Prestasi Kumulatif "Daerah Modal" yang terus dikenang dalam setiap ulasan sejarah, selalu diceritakan dari generasi ke generasi, larut dalam ber romantisme sejarah. Aceh Lon Sayang Aceh Lon Malang.Â
Penulis ZikrillahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H