Lalu rekom kedua dan ketiga diberikan, jika dilihat ulang pada tanggal penetapannya diberikan pada saat yang sama kepada mantan wagub yang juga ketua umum partai SIRA Muhammad Nazar dan Muhammad MTA salah satu pengurus dpp PNA yang dulu memulai dunia aktifisme dan politik di lembaga SIRA (Sentra Informasi Referendum Aceh) dan Partai SIRA (Suara Independen Rakyat Aceh).Â
Kemunculan dan keberhasilan M. Zaini Yusuf menerobos Irwandi sudah pasti tak akan mampu ia lakukan sendiri. Banyak kalangan meyakini jika M. Zaini, untuk urusan pengisian jabatan wagub sisa jabatan ini, sudah pasti tak akan mampu meyakinkan Irwandi yang memang sudah memahami dan merasakan sisi pahit getirnya menjadi gubernur. Demikian pula ia sudah pasti memahami juga beban berat menjalankan kewenangan dan tugas sebagai wagub. Terlebih ada banyak hal dalam prilaku sosial dan pembangunan Aceh yang mesti ditangani secara khusus serta tidak mempan hanya sekedar dengan gaya dan aturan adminstratif atau birokrasi.Â
Kegetolan M. Zaini melakukan gerilya yang tidak henti hingga mendapatkan rekomendasi itu, memang sudah lama terisukan tetapi Irwandi yang pengalaman dan latar belakang pendidikannya yang jauh di atas Zaini, tentu saja sangatlah memahami adiknya itu. Apalagi terkait masalah pemerintahan dan pembangunan. Banyak orang dari kalangan PNA sendiri, mulai di mtp, dpp hingga dpw dan pimpinan lembaga lembaga relawan telah menasihatinya agar ia tak memaksakan diri menjadi cawagub. Alasan intinya bukan sekedar karena akan terkesan sebagai politik keluarga seperti kerajaan yang tidak mempraktekkan sistim demokrasi. Namun lagi-lagi, dari sangat banyak sudut pandang terkait kemampuan, integritas, pengalaman, problematika pembangunan Aceh yang sangat rumit hingga aura dan talenta kepemimpinan yang tidak dimilikinya, komunikasi sosial politik yang belum teruji dan legitimasi sosial yang sangat rendah yang tergambar dari hubungannya dengan para relawan yang tidak terlalu dihargai maupun kegagalannya mendapat suara untuk menjadi anggota Dpra Dapil I sewaktu pemilu 2019. Bahkan ia dapat dikalahkan oleh suara darwati A. Gani, istri sang mantan gubernur Irwandi dan kakak iparnya sendiri. Tidak ada nilai lebih dari seorang M. Zaini, selain sebagai adik seorang tokoh masyarakat Irwandi. Ia memang terlalu jauh berbanding mantan gubernur irwandi maupin mantan wagub Muhammad nazar dari hampir segala sisi. Bahkan dalam urusan sosial politik biasa, ia masih tertinggal dari dua balon wagub PNA lainnya, yaitu muharuddin dan Muhammad MTA.Â
Kelebihannya hingga mendapatkan rekomendasi menjadi balon wagub PNA dan membuyarkan seluruh apa yang direncakan oleh dpp maupun mtp PNA, menurut telusuran banyak orang adalah timbul ide memanfaatkan beberapa orang yang berkomunikasi dengannya yang pernah menjadi relawan Irwandi setelah melihat banyaknya dukungan spontan pimpinan-pimpinan relawan dan bahkan kader PNA kabupaten/ kota hingga tokoh masyarakat terhadap Muhammad nazar yang lebih duluan menjadi balon wagub PNA. Namun Zaini tidak mendapatkan hal yang sama meskipun mencobanya, hanya beberapa orang yang kemudian diklaim sebagai aspirasi relawan. Sepertinya, ada unsur strategis misterius lainnya yang membuat Irwandi rontok hingga memberikan rekomendasi bakal calon wagub tambahan PNA kepadanya. Ada banyak kalangan mencurigai jika Steffi Burase adalah yang menindaklanjuti ambisi Zaini untuk menjadi calon wagub PNA.Â
Ambisi Zaini menjadi cawagub PNA untuk tahap awal telah berhasil mendapat rekomendasi PNA dengan keputusan PNA nomor 530/PNA/KPTS/KU-SJII/2021. Tanggal inipun diduga telah dibuat mundur karena di atas tanggal 2 Februari itu, Sekjen PNA masih menyatakan MTP PNA akan memfinalkan satu nama sebagai kandidat tunggal, yaitu muharuddin, Muhammad Nazar & Muhammad MTA.
begitu muncul informasi dan tersebarnya rekomendasi baru tambahan kepada Zaini, media media massapun menuliskannya dengan sangat kritis. Bahkan dari judul beberapa media massa lokal dan nasional secara spontan menulisnya secara kritis dan menggugat, misalnya: Irwandi Yusuf rekomendasikan adik kandungnya sebagai Wagub Aceh
Kekritisan media itu dapat dipahami karena sebelumnya Irwandi berprinsip jika wagub sisa jabatan itu tidak diizinkan untuk diisi oleh keluarganya maupun kader internal partai karena belum ada yang layak untuk setingkat jabatan tersebut.
Nama PNA dan Irwandi yang sedang mendapat apresiasi di kalangan masyarakat karena memberikan sinyal akan memfinalkan satu figur yang layak dari segala sisi, berpengalaman dan diterima publik sebagai kandidat wagub tunggal PNA, dan publik menerjemahkan jika kriteria itu ada pada diri mantan wagub Muhammad Nazar, kembali diuji. Berbagai kritik tajam hingga kekecewaan para pendukung Irwandi dan PNA bereaksi merespon lahirnya rekomendasi tambahan yang baru kepada Zaini. Di WhatsApp hingga facebook menjadi viral.Â
Hal lain yang sangat fatal, karakter M. Zaini yang sepertinya sering memicu konflik dan ingin menang sendiri. Contoh kecil tetapi sensitif misalnya, sangat sering di akun Fb dirinya membuat status yang menyerang gubernur Nova pasca penangkapan Irwandi
Di tahap awal saja Zaini tidak mendapatkan dukungan luas, selain mengklaim dirinya diaspirasikan oleh relawan. Sementara jika ditanyakan kepada hampir seluruh pimpinan lembaga relawan hingga kader PNA di berbagai kabupaten/ kota, kompak menjawab Zaini belum layak sama sekali dan hanya mencoret nama PNA serta Irwandi.
Pengamat Sosial Politik Aceh Alumni Pascasarjana UI JakartaÂ