Mohon tunggu...
Zikrillah
Zikrillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku adalah aku dan akan tetap menjadi aku yang akan mengatakan tidak pada narkoba

Kerjakan Sesuatu Dengan Sungguh-Sungguh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menghindari Wagub Resmi Kebijakan Nova Banyak Blunder

19 Januari 2021   12:42 Diperbarui: 19 Januari 2021   13:10 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembagian dana Hibah yang diberikan kepada Badan/ Lembaga dan Organisasi Swasta dalam rangka penanganan Covid-19 oleh pemerintah Aceh dinilai sebagai kebijakan yang blunder. Kebijakan tersebut dituangkan dalam surat keputusan Gubernur Aceh Nomor 426/1675/2020.

Sebagaimana dalam salinan surat keputusan yang dikeluarkan Gubernur Aceh ada 100 Bandan/ Lembaga dan Organisasi Swasta yang menerima bantuan hibah dari Pemerintah Aceh. Adakah Sosialisasi, Edukasi dan Publikasi yang dilakukan oleh penerima Dana Hibah kepada masyarakat.

Hal ini patut dipertanyakan kepada Pemerintah Aceh, apakah kebijakan pemberian dana Hibah sudah tepat, sesuai dengan norma. tentunya menurut penulis kebijakan yang demikian tentu lahir dari bisikan-bisikan Wagub Ilegal tanpa memperhatikan asas manfaat.

Pembagian dana hibah Covid-19 dari Pemerintah Aceh kepada Lembaga/ Badan dan Organisasi Swasta terkesan bagi-bagi kue akhir tahun.

Gubernur Nova Iriansyah menjadi Gubernur Aceh secara legal karena faktor undang-undang, suka tidak suka, mampu atau tidak, sudah ketentuan undang-undang. Diberhentikannya Irwandi Yusuf dari Gubernur akibat tersangkut kasus hukum. Tetapi sayangnya Nova Iriansyah tidak memiliki legitimasi sosial yang memadai karena beberapa faktor.

Sebelum menjadi Wakil Gubernur yang mendampingi Irwandi bahkan hingga setelah menjadi Plt Gubernur, Nova Iriansyah masih belum dianggap tokoh terlalu penting di Aceh bahkan di tanah Gayo sendiri orang lebih menokohkan ketokohan Irwandi Yusuf.

Pemilukada 2006, 2012 dan 2017

Kemenangan Irwandi-Nova dalam Pilkada 2017 lalu adalah dominan faktor bawaan suara dari Irwandi Yusuf.

Dari sisi Nilai Investasi Logistik dan peran Nova Iriansyah selama Pilkada 2017 juga tidaklah besar, para Sponsor secara umum ikut mensuplai Logistik karena melihat potensi suara Irwandi dan ketokohannya.

Kemenangan Irwandi-Nova pada Pilkada 2017 sudah diduga banyak pihak dengan tidak majunya mantan Wakil Gubernur Muhammad Nazar pada Pilkada 2017, sehingga suara tidak terpecah. Dominan, tidak terulang peristiwa perpecahan suara pada Pilkada 2012.

Hal ini sudah menjadi rahasia umum juga diketahui oleh tokoh dan pemain politik di Aceh. Yang menjadi pendulang suara dengan basis hampir sama adalah Irwandi, Nazar dan Muzakkir Manaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun