Contoh: Perusahaan melakukan penilaian ulang terhadap gedung yang dimilikinya, dan menemukan bahwa nilai wajar gedung tersebut lebih rendah dibandingkan nilai tercatatnya. Hal ini bisa menyebabkan penurunan nilai aset dalam laporan keuangan dan merugikan perusahaan jika dipandang oleh pemegang saham atau kreditor.
Daftar Pustaka:
Husnan, S. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Sutrisno, T. (2014). Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Wikipedia Contributors. (2024). "Agio Saham." Wikipedia. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Agio_saham
OJK. (2023). "Laporan Keuangan dan Laba Ditahan." Otoritas Jasa Keuangan. Diakses dari: https://www.ojk.go.id
Untuk meningkatkan agio saham, laba ditahan, laba tahun berjalan, dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, perusahaan perlu menerapkan berbagai strategi yang mendukung pertumbuhan keuangan dan nilai perusahaan. Berikut penjelasan setiap bagian:
1. Agio Saham (Additional Paid-in Capital)
Agio saham adalah selisih antara harga jual saham dengan nilai nominal saham yang diterbitkan. Perusahaan dapat meningkatkan agio saham dengan cara:
Penawaran Saham Baru (Right Issue): Menjual saham tambahan kepada pemegang saham yang sudah ada atau publik dengan harga lebih tinggi dari nilai nominal.
Private Placement: Menjual saham kepada investor tertentu dengan harga yang lebih tinggi untuk menarik dana segar.
Contoh: Jika sebuah perusahaan menerbitkan saham baru dengan harga Rp 1.500 per saham, dan nilai nominalnya hanya Rp 1.000, maka selisih Rp 500 per saham itu menjadi agio saham yang meningkatkan modal perusahaan.
2. Laba Ditahan (Retained Earnings)
Laba ditahan adalah keuntungan yang tidak dibagikan sebagai dividen dan disimpan dalam perusahaan untuk reinvestasi atau sebagai cadangan modal. Strategi untuk meningkatkan laba ditahan adalah:
Meningkatkan Pendapatan: Perusahaan dapat fokus pada pengembangan produk atau ekspansi pasar untuk meningkatkan pendapatan.
Mengurangi Biaya: Efisiensi operasional melalui pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas akan meningkatkan laba bersih yang dapat ditahan.
Tidak Membagikan Dividen: Menahan dividen dan lebih memilih untuk menambah laba ditahan guna memperkuat modal.
Contoh: Sebuah perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 10 juta. Jika perusahaan memilih untuk tidak membagikan dividen, seluruh laba itu akan dimasukkan ke dalam laba ditahan.
3. Laba Tahun Berjalan (Net Income)
Laba tahun berjalan mencerminkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu. Untuk meningkatkan laba tahun berjalan, perusahaan dapat:
Peningkatan Penjualan: Menargetkan pasar baru, memperkenalkan produk baru, atau meningkatkan kualitas layanan.
Optimalisasi Biaya: Mengurangi pengeluaran yang tidak efisien dan mengoptimalkan biaya produksi.
Diversifikasi Pendapatan: Mengembangkan sumber pendapatan lain seperti layanan tambahan atau ekspansi bisnis.
Contoh: Jika sebuah perusahaan memiliki laba tahun berjalan Rp 5 juta tahun lalu, dan strategi ekspansi pasar berhasil meningkatkan penjualannya, laba tahun berjalan tahun berikutnya bisa meningkat menjadi Rp 7 juta.
4. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap (Revaluation Surplus)
Penilaian kembali aktiva tetap adalah penyesuaian nilai buku aset tetap sesuai dengan nilai pasar saat ini. Untuk meningkatkan selisih penilaian kembali aktiva tetap, perusahaan dapat:
Penilaian Aset yang Akurat: Melakukan penilaian ulang terhadap properti, pabrik, atau mesin untuk memastikan nilai wajar tercermin dalam laporan keuangan.
Peningkatan Nilai Aset: Investasi dalam pemeliharaan atau peningkatan aset tetap yang dapat meningkatkan nilai pasar aset tersebut.
Contoh: Jika sebuah perusahaan memiliki gedung yang tercatat di buku sebesar Rp 10 juta, tetapi setelah penilaian ulang, nilai pasar gedung tersebut naik menjadi Rp 15 juta, maka selisih Rp 5 juta akan tercatat sebagai revaluation surplus.