Mohon tunggu...
zikrakhairan
zikrakhairan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Credit analyst

20 Desember 2024   20:33 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:33 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kewajiban Lancar: Jika perusahaan kesulitan membayar kewajiban lancar, salah satu solusi adalah mempercepat penerimaan piutang atau menjual aset lancar untuk mendapatkan kas yang diperlukan.
Kewajiban Jangka Panjang: Jika kewajiban jangka panjang sulit dipenuhi, perusahaan bisa merestrukturisasi utang, misalnya dengan melakukan negosiasi untuk menunda pembayaran atau memperpanjang jangka waktu utang.
Kewajiban Lain-lain: Misalnya masalah dengan kewajiban pajak, perusahaan harus mencari penyelesaian dengan instansi pajak atau melakukan restrukturisasi kewajiban lain agar dapat dilunasi lebih fleksibel.
Utang yang Didistribusikan: Jika utang ini mengganggu aliran kas, perusahaan bisa mencari sumber dana baru untuk membayar utang atau bernegosiasi untuk mendapatkan penundaan pembayaran.
Contoh:
Sebuah perusahaan yang memiliki kewajiban jangka panjang mungkin kesulitan untuk membayar cicilan utang karena kondisi pasar yang menurun. Perusahaan dapat melakukan restrukturisasi dengan bank untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran.

Sumber Referensi:

Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. (2010). Corporate Finance. New York: McGraw-Hill.
Chen, S. (2014). "Corporate Debt Restructuring: Techniques and Challenges." Journal of Finance and Accounting, 5(2), 45-60.

Berikut adalah penjelasan tentang risiko dari agio saham, laba ditahan, laba tahun berjalan, dan selisih penilaian kembali aktiva tetap:

1. Agio Saham
Agio saham adalah selisih lebih antara harga jual saham yang diterbitkan dengan nilai nominal saham tersebut. Dalam hal ini, perusahaan menerbitkan saham lebih tinggi dari nilai nominalnya. Risiko agio saham muncul ketika pasar tidak menerima saham tersebut dengan harga yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan penurunan harga saham dan kerugian bagi perusahaan dan investor.

Contoh: Jika sebuah perusahaan menerbitkan saham baru dengan harga Rp 1.500 per lembar, sementara nilai nominal saham tersebut hanya Rp 1.000, maka agio saham adalah Rp 500 per lembar. Namun, jika harga saham turun di bawah Rp 1.500 setelah penerbitan, perusahaan dan investor bisa menghadapi kerugian.

2. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah keuntungan yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham, tetapi disimpan dalam perusahaan untuk digunakan dalam investasi atau pengembangan. Risiko laba ditahan termasuk kegagalan perusahaan untuk mengelola dana tersebut dengan bijak, yang bisa menyebabkan hilangnya nilai investasi atau gagal berkembang. Jika perusahaan tidak bisa menghasilkan keuntungan tambahan dengan laba ditahan, maka pemegang saham mungkin merasa dirugikan.

Contoh: Perusahaan X memilih untuk menyimpan laba ditahan untuk pengembangan pabrik baru, tetapi setelah beberapa tahun, pabrik tersebut tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Pemegang saham mungkin merasa bahwa laba yang ditahan tidak memberikan manfaat maksimal.

3. Laba Tahun Berjalan
Laba tahun berjalan adalah keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu. Risiko laba tahun berjalan terkait dengan fluktuasi kinerja perusahaan. Faktor eksternal, seperti krisis ekonomi atau perubahan regulasi, bisa menyebabkan penurunan laba, yang pada gilirannya mempengaruhi nilai perusahaan dan harga saham.

Contoh: Jika sebuah perusahaan manufaktur menghasilkan laba yang tinggi pada tahun berjalan, tetapi tiba-tiba ada perubahan kebijakan yang membatasi produksi atau menaikkan biaya bahan baku, laba yang diperoleh bisa turun secara signifikan, menyebabkan kerugian.

4. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Selisih penilaian kembali aktiva tetap adalah perbedaan antara nilai tercatat dan nilai wajar dari aset tetap (seperti gedung dan mesin) setelah dilakukan penilaian ulang. Risiko selisih penilaian kembali termasuk ketidakpastian terkait perubahan nilai pasar dan penurunan nilai aset yang bisa mengarah pada kerugian bagi perusahaan, terutama jika terjadi penurunan harga pasar yang tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun