"Ibu, pekerjaan Ibu sehari-hari sebagai apa? Bagaimana menurut Ibu dengan pembagian makanan untuk berbuka ini." Ia terus mengajukan pertanyaan yang tak aku mengerti. Untuk apa ia bertanya seperti itu? Apa ini syarat untuk mendapatkan kotak putih berisi makanan lezat itu? Aku tatap wanita muda disana, seseorang mengelap keningnya beberapa kali, ia juga dikelilingi orang-orang pembawa kamera. Cahaya-cahaya seperti kilat sering terlihat disana. Ayi berlari sendri tak sabar. Ia akhirnya berkumpul dengan mereka yang kini aku lihat mulai berebut. Apa tubuh Ayi yang kecil bisa ikut berebut. Harusnya aku membantu Ayi. Ah, sedang apa orang ini. Dia terus bertanya. Tak membiarkanku mendekati makanan lezat itu. Hingga kerumunan itu merenggang. Si wanita anggun pergi dengan mobil mewahnya. Orang itu pun turut berhenti bertanya dan meningglkanku dengan cepat-cepat.
Mana Ayi? Apa ia berhasil dapatkan kotak putih itu? Aku lihat ia. Bajunya bertambah compang-camping, rambutnya bertambah kusut. Ia menatapku dengan air mata yang bersimbah. Tangannya kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H