Mohon tunggu...
Azmi Permata Ramadhani
Azmi Permata Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

hello there

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Ada Cara Agar Media sebagai Pembentuk Selera Tetap Bertahan?

29 Mei 2021   10:30 Diperbarui: 29 Mei 2021   10:42 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media penyiaran televisi pada beberapa tahun yang lalu menjadi media primadona bagi para khalayak. Pasalnya televisi memiliki visual yang menarik dan juga memiliki audio sehingga khalayak tidak bosan menontonnya. Pasal 28 F dalam UU 1945 bertuliskan bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan program-program siaran yang disajikan oleh media penyiaran sehingga hak dan kebutuhan dari setiap masyarakat akan berkomunikasi dan memperoleh informasi, dapat tersalurkan. Masyarakat dalam memenuhi hak dan kebutuhan komunikasi dan mendapatkan informasi dengan cara berbagai keinginan mereka, selera, hobi, dan lain sebagainya.

Saat ini media televisi sudah banyak tidak hanya satu (TVRI) pada zaman dahulu. Dengan banyaknya perusahaan media televisi mengakibatkan persaingan antar perusahaan media saat ini tidak bisa dihindari. Merebut perhatian khalayak adalah hal yang menjadi dasar dalam persaingan media penyiaran. Karena para perusahaan stasiun televisi harus memahami dan memenuhi apa yang khalayak inginkan. Untuk memenuhi kebutuhan para khalayak, perusahaan stasiun televisi terutama swasta menyajikan dan menayangkan sebuah program. Tentunya dengan hal itu, khalayak jadi tertarik dan menonton tayangan program tersebut. Dengan banyaknya khalayak yang menonton, pihak televisi pun menjadi untung karena hal tersebut dapat menunjang finansial perusahaan.

Program yang sukses adalah program yang miliki rating tinggi, walaupun dalam acara tersebut jelek, tidak mendidik, dan apabila tidak ada yang mengajukan protes kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) maka acara atau program tersebut akan tetap berjalan dan akan tetap ditayangkan. Program adalah hal, pesan, ataupun segala sesuatu yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk memenuhi kebutuhan para khalayak. Rating merupakan presentase dari seberapa banyaknya orang yang menonton program televisi dibandingkan dengan jumlah populasi yang ada. Rating juga bisa menyebabkan program TV terlihat sama persis, karena setiap stasiun TV pasti segera membuat dan menayangkan program yang hampir mirip dengan program yang sedang hype dengan rating tinggi.

Para programmer tentunya memiliki pemikiran yang kreatif, bagus dan juga menarik untuk dijadikan sebuah program televisi. Namun, televisi bukan ditonton untuk para programmer melainkan untuk ditonton para khalayak. Oleh sebab itu, tayangan televisi harusnya memuaskan kebutuhan para khalayak bukan para programmer. Akibat hal tersebut para programmer membuat program yang sedang disenangi oleh khalayak bahkan hal tersebut tidak mendidik sekalipun. Dampak adanya program yang bertahan adalah program yang memiliki rating tinggi mengakibatkan tenggelamnya program-program yang memiliki kualitas baik dan mendidik bagi para penonton. Dilemapun hadir karena hal tersebut, lalu bagaimanakah caranya agar program-program yang berkualitas dan mendindik agar tetap bertahan.

Program diproduksi ketika sesuatu sedang digandrungi oleh masyarakat saat ini dengan cara yang baik dan mendidik namun tetap menghibur agar khalayak tertarik untuk menonton program tersebut. Akibat dari sebuah program siar yang tidak mendidik menjadi memiliki rating tinggi karena hal tersebutpun tidak terlepas dari pengaruh para penonton. Penonton memiliki peran dalam hadirnya sebuah program di stasiun televisi. Apabila publik (penonton) senang terhadap sebuah program yang tidak mendidik seperti kebanyakan program siar saat ini. Padahal pada pasal 4 ayat 1 dalam UU No 32 Tahun 2002 mengatakan penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.

Stasiun TV perlu mengikuti trend seperti apa yang sedang viral dengan dinamika pasar (khalayak), dengan contoh trend dalam sosial, persaingan, ekonomi dan ini yang lebih penting yaitu trend teknologi. Seharusnya setiap program memiliki sifat multidimensional, setiap unsur yang membangun sebuah program di televisi saling berkaitan sehingga bisa mengahasilkan program yang baik. Selain hal tersebut, Morissan yang mengadaptasi Peter Pringle dan rekan, untuk menunjang keberhasilan sebuah program televisi adalah dengan menggunakan strategi perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program dan yang terakhir adalah pengawasan dan evaluasi program.

Untuk membuat sebuah program siaran disukai khalayak hingga rating tinggi dan bisa tetap bertahan dengan konsep yang baik dan mendidik yaitu dengan memperhatikan lima elemen strategi programming, yaitu dengan kesusuaian, sebuah program siaran televisi bisa disusun berdasarkan kegiatan sehari-hari khalayak. kemudian elemen untuk membangun kebiasaan, kebiasaan khalayak bisa dibentuk dalam sebuah program acara yang ditayangkan oleh televisi, sehingga khalayak tertarik dan enggan untuk meninggalkan tayangan tersebut.

Strategi lainnya adalah dengan mengontrol aliran pemirsa. Mengontrol aliran pemirsa disini dimaksudkan apabila sebuah program acara selesai ditayangkan, maka program selanjutnya harus tetap bisa menjaga jumlah khalayak atau pemirsa yang ada. Lalu terdapat strategi untuk memelihara sumber daya program, hindari seringnya penayangan ulang agar khalayak tidak bosan dan tidak meninggalkan acara tersebut. Agar sebuah program siaran tepat pada waktunya, (Head, Sterling, 1982: 217) dalam buku Morissan (2010:344) mengatakan Prime Time pada jam 19.30-23.00, Late Fringe Time pada jam 23.00-01.00, All Others Time pada jam 01.00-10.00, Day Time pada jam 10.00-16.30, yang terakhir adalah Fringe Time pada jam 16.30-19.30. namun akan berbeda ketika weekend Other Time akan berakhir lebih cepat selama 3 jam. Dengan adanya Other Time yang berakhir lebih cepat 3 jam, menandakan bahwa khalayak akan lebih banyak menonton televisi pada akhir pekan.

Televisi konvensional dengan khalayak yang berdominan dari pedesaan karena jaringan internet yang belum merata dan belum menjangkau seluruh desa yang ada di Indonesia. Televisi konvensional masih menjadi media hiburan yang favorit bagi mereka. Agar khalayak tersebut tidak bosan dengan acara televisi yang ada, mungkin bisa dimasukkan beberapa tokoh yang memiliki latar belakang dari desa dengan bahasa dan logat yang khas sehingga khalayak semakin senang. Karena menurut Nielsen, rating program serial tertinggi, mengalahkan program berita dan olahraga. Karena program serial yang meraih rating tertinggi, dan kebanyakan dari program siaran serial televisi tayang pada jam prime time, maka bisa diberikan selingan program yang mengedukasi seperti program memasak, dan program-program yang menayangkan keseharian ibu-ibu pada umumnya.

Kemudian dengan melihat semakin canggihnya teknologi saat ini membuat khalayak berpaling dari media televisi ke media online. Untuk itu dengan cara membuat TV digital agar khalayak muda bisa tercakup dalam targeting juga tetap bisa menonton program siaran tersebut melalui smartphone. Khalayak generasi Z terutama yang menjadi targeting dalam TV digital ini. Agar khalayak tidak bosan dan beralih ke platform lainnya yang ada di smartphone, sebuah program siaran bisa mengambil sebuah tema acara yang digemari oleh khalayak generasi Z seperti, menayangkan lagu atau musik yang sedang hits, siaran tentang olahraga, siaran tentang fashion dan lain sebagainya.

Kesimpulan yang bisa disimpulkan adalah mempertahankan sebuah program televisi yang bagus dan mengedukasi namun memiliki rating yang rendah memang sulit karena khalayak Indonesia yang memiliki selera seperti program televisi yang saat ini bertahan. Oleh karena itu, sebelum melakukan langkah-langkah untuk menarik perhatian khalayak, tentunya memberikan literasi media terlebih dahulu agar khalayak tidak salah dalam memilih dan menonton sebuah program televisi. Sebelum memproduksi sebuah program siar tentunya melakukan riset terlebih dahulu tentang segemntasi khalayak, target khalayak yang sesuai dengan segementasi dan sesuai dengan visi misi perusahaan media penyiaran tersebut agar ketika positioning  juga akan tepat sasaran sehingga program yang mengedukasi dan juga menghibur khalayak akan bertahan. Membuat program siar televisi yang sesuai dengan kebiasaan dan kesukaan atau hobi para khalayak yang sudah tersegmentasi membuat program siar akan tetap tayangan. Selain hal tersebut, pemilihan jam tayang yang tepat juga perlu dilakukan agar tepat sasaran ketika menayangkan sebuah program siar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun