Mohon tunggu...
Zidnie Fikri
Zidnie Fikri Mohon Tunggu... Staff Administrasi -

Jauh dari kota kelahiran, membuat cara bagaimana saya bisa mengembangkan sayap ilmu untuk hari esok

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Shinta Nuriyah: Nostalgia Cinta Gus Dur

16 Juni 2016   09:32 Diperbarui: 16 Juni 2016   09:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEMARANG--Berkunjung untuk santap sahur di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Semarang membawa kesan tersendiri bagi Shinta Nuriyah. Di pesantren ini, istri mendiang Presiden Keempat RI, KH. Abdurrahman Wahid ini berjumpa dengan KH. Mahfud Ridwan yang merupakan sahabat erat KH. Abdurrahman Wahid saat kuliah di Bagdad, Irak.
''Bapak ini (KH. Mahfud Ridwan) itu sahabat Gus Dur pas di Bagdad, jadi banyak tahu tentang kisah cintanya dengan ibu," Kata Ketua Yayasan Edi Mancoro, KH. Muhammad Hanif.
Shinta mengisahkan, saat pernikahan dengan KH. Abdurrahman Wahid memang cukup mengesankan. Ketika Gus Dur tengah sekolah di luar negeri, Gus Dur melamar Shinta Nuriyah dan langsung dinikahi dengan mempelai perwakilan. "Mungkin Gus Dur takut saya diambil orang jadi begitu saya jawab iya langsung dinikahi," papar Shinta.
Saat pernikahan, Gus Dur diwakili oleh KH. Bisri Sansuri yang merupakan kakek dari ibu Gus Dur. Termasuk saat sesi foto pengantin Shinta Nuriyah didampingi KH. Bisri Sansuri. "Nanti fotonya bisa diupload di google biar bisa menyaksikan," imbuh founder Yayasan Puan Amal Hayati ini.
Shinta mengisahkan, sangat nyaman menjadi istri mendiang Gus Dur, sebab Gus Dur merupakan sosok panutan yang berhasil membawa bahtera rumah tangga dengan kebahagiaan. Ketika ditanyakan oleh santri tentang enak menjadi istri Gus Dur saat menjadi presiden dan tidak, Shinta menjawab keduanya enak. "Menjadi istri Gus Dur dalam suasana apapun itu enak. Mau jadi presiden ataupun tidak, tidak ada bedanya. Saya sangat bangga menjadi istrinya," terang ibu berputri empat ini.
Bagi Shinta, Gus Dur tidak hanya mampu menjadi suami dan ayah untuk anak-anaknya, Gus Dur merupakan sosok yang mampu menjadi inspirasi dan panutan bagi masyarakat umum. Tentu suatu kebahagiaan tersendiri mendampingi tokoh seperti Gus Dur. "Saat menjadi ketua PBNU, menjadi presiden dan bahkan saat dilengserkan saya selalu ada untuk mendampingi beliau. Ini kok di Edi Mancoro pertanyaannya tentang perasaan semua?," tandasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun