Bagaimana dengan terus berkembangnya pengetahuan aspek-aspek bahasa: fonetik, semantik, sintaksis, dan morfemik, anak usia taman kanak-kanak juga terus memperoleh pengetahuan mengenai bagaimana bahasa digunakan secara berbeda dalam sitiasi dan kondisi yang berbeda.
- Pengetahuan Pragmatik Bahasa Lisan
Dalam banyak hal, pengetahuan pragmatik akan menentukan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan berartisipasi di berbagai situasi sosial. Anak-anak taman kanak-kanak menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan yang luas. Mereka menggunakan bahasa untuk menceritakan cerita-cerita, mengarahkan teman-teman sebayanya, mengekspresikan kebanggaan diri, bermain peran, mengajak orang lain sebagai sumber permintaan tolong atau informasi, dan untuk mendapatkan dan mernarik perhatian orang lian. (Owens, 1988. 2001). Bahsa juga digunakan secara tidak langsung untuk meminta tolong atau mengatur perilaku orang lain. Guru bisa mengharapkan untuk melihat perbedaan antara anak usia tamna kanak-kanak pada pemahaman dan penggunaan pengetahuan pragmatik dalam bahasa lisan dan tulisan. Pengetahuan bahasa pragmatik pada anak-anak dipengaruhi tidak hanya oleh beragam situasi dan kondisi sosial, tetapi juga tingakt keseringan kesempatan dan interaksi mereka sebagai pendengar atau pembicara.
Beragam Konteks Bahasa Lisan. Beragam situasi dan kondisi sosial yang ditemui anak selama masa kanak-kanaknya bisa memperluas perolehan pengetahuan pragmatiknya. Anak-anak bisa belajar bagaimana caranya merespons selama interaksi lisan dengan gurunya dan staf lain di sekolah, seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pesuruh, sekretaris, anak-anak yang usianya lebih tua, asisten guru, pembicara tamu. Pengetahuan pragmatik meliputi tidak hanya mengetahui kapan seseorang boleh berbicara dan kepada siapa tetapi juga topik-topik percakapan yang tepat dan harapan secara budaya untuk memulai, menjaga dan mengakhiri percakapan.
Meningkatkan Kemampuan dalam Percakapan. Selama masa taman kanak-kanak, kemampuan anak dalam percakapan terus berkembang. Anak-anak tamna kanak-kanak secra bertahap mulai mepertimbangkan dan merespon cara pandang pendengar dan menjaga topik pembicaaraan. Bukti perkembangan ini terlihat dalam percakapan yaang terjadi pada saat pembacaan buku bersama secara kelompok. Pada masa awal taman kank-kanak, komentar anak-naka mengenai topik cerita mungkin terlihat tidak berhubungan dengan ceritanya; bagimanapun, selanjutnya dengan scaffolding (bantuan) yang mendukung dari para guru, anak mampu berpartisipasi daalam percakapan bersama mengenai topik cerita atau peristiwa di dalam cerita.
- Pengetahuan Pragmatik dalam Bahasa Tulis
Kemunculan perilaku atau kemampuan membaca dan menulis anak usia taman kanak-kanak mengindentifikasi pemahaman yang meningkat pada aspek pragmatik dalam bahasa tulis. Anak taman kanak-kanak bisa mengidentifikasikan berbagai fungsi menulis, termaksud didalamnya melakukan kegiatan menulis untuk mengingat sesuatu, untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk belajar dan untuk mengespresikan ide seseorang dan cerita-cerita (Freeman & Sanders, 1989)
Menceritakan dan Mendiktekan Cerita. Pengetahuan pragmatik anak usia taman kanak-kanak terhadap bahasa tulis ditujukkan dalam berbagai cara mereka gunakan ketika menceritakan satu cerita dan ketika mendiktekan cerita untuk ditulis oleh seseorang (biasanya orang tua). Dalam penelitian Silzby (1982) terhadap penceritaan dan pendiktean cerita oleh anak usia taman kanak-kanak, dia mencatat bahwa cerita yaang di ceritakan secara umum dicirikan dengan suasana percakapan dan intonasi bunyi-kontinuan diantara kalimat. Sebaliknya, cerita yang didiktekan secara umum dicirikan oleh penyusunan unit per unit (kata, frase, kalimat pendek) dan pola intonasi tersegmentasi. Beberapa anak dalam penelitian mengamati mereka yang menulis dengan dekat sambil mendiktekan nya.
Pemahaman gendre. Ketika membuat cerita ciptaannya sendiri, pengetahuan anak mengenai teks yang spesifik seperti dongeng atau buku alfabet. Ketika diminta untuk membuat sebuah dongeng, banyak anak yang akan memulai ceritanya dengan "pada suatu ketika," . anak-anak juga menutup cerita secara formal dengan mengatakan "selesai".
Format yang dipilih oleh anak taman kanak-kanak menegnai buku ceritanya mengindikasikan pemahaman mereka mengenai bagaimana bahasa digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H