Mohon tunggu...
Ziddane Rafian
Ziddane Rafian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Student of Muhammadiyah Jakarta University, Public Administration Study Program, Faculty of Social and Political Sciences.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Rasio Utang terhadap PDB yang Terus Meningkat, Dapat Membuat Rupiah Rapuh?

8 Mei 2024   05:22 Diperbarui: 8 Mei 2024   05:22 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Sumber: www.macrotrends.net
Sumber: www.macrotrends.net

Indonesia mulai mengalami peningkatan signifikan dalam rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 1990-an. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan biaya infrastruktur dan investasi yang signifikan dalam beberapa tahun sebelumnya, serta kenaikan biaya operasional yang terkait dengan kenaikan harga komoditas global. 

Peningkatan rasio utang terhadap PDB ini terus meningkat hingga tahun 1997 dan kemudian menurun setelah tahun 1999 dilanjutkan dengan Krisis Finansial Asia di periode 2000-2004. Lalu kemudian pemulihan ekonomi Indonesia terjadi dengan rata-rata pertumbuhan PDB pada 4.6 persen per tahun. 

Setelah itu, pertumbuhan PDB sempat berakselerasi (dengan pengecualian pada tahun 2009 waktu, akibat guncangan dan ketidakjelasan finansial global, terjadinya arus modal keluar dari Indonesia maka pertumbuhan PDB Indonesia jatuh menjadi +4.6 persen - sebuah angka yang sebenarnya masih mengagumkan). Periode pemulihan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan antara tahun 2000 dan 2011 itu terutama disebabkan oleh hal yang saling terkait:

(1) meningkatnya konsumsi rumah tangga (di tengah menguatnya PDB per kapita serta meningkatnya daya beli konsumen); dan

(2) ledakan harga komoditas pada tahun 2000-an (2000s commodities boom).

Bahkan, ada korelasi kuat antara perubahan harga komoditas dan perubahan tren konsumsi rumah tangga di Indonesia: ketika harga komoditas tinggi, konsumsi rumah tangga naik. Namun, ketika harga komoditas rendah secara struktural, maka konsumsi mengalami cegukan. 

Dan mempertimbangkan bahwa konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 55-58 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka fluktuasi harga-harga komoditas itu memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap PDB Indonesia. 

Dengan pertumbuhan yang relatif stabil pada tahun 2011-2019 dan kemudian mengalami kontraksi pada tahun 2020 akibat pandemi. Pada tahun 2021, PDB Indonesia mulai membaik dan pada tahun 2022, pertumbuhannya meningkat kembali. 

Perkembangan ini menunjukkan kemampuan Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Di mana dampak meningkatnya rasio utang terhadap PDB paling terasa dan pengaruh kenaikan rasio utang pdb terhadap nilai rupiah itu sendiri, seperti berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun